Page 89 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 24 MARET 2021
P. 89

AKSI SEBUT NAMA 'BUNDA MELON' SEBAGAI DALANG KASUS KORUPSI

              PURWOKERTO -- Aksi mendesak Kejaksaan Negeri Purwokerto untuk mengusut tuntas kasus
              korupsi dana bantuan UMKM di Banyumas, masih terus berlanjut. Hal ini ditandai dengan kasi
              unjuk  rasa  belasan  anak  muda  yang  menggelar  aksi  di  halaman  kantor  Kejaksaan  Negeri
              Purwokerto, Selasa (23/3).

              Pengunjuk  rasa  yang  menamakan  dirinya  Koalisi  Masyarakat  Banyumas  Tegakkan  Keadilan
              (Kombatan) ini, mendesak Kejari Purwokerto mengusut tuntas dugaan korupsi dana bantuan
              UMKM yang disalurkan oleh Ditjen Bina Penta Kemenaker. "Pengusutan kasus ini jangan hanya
              berhenti pada dua orang yang saat ini sudah menjadi tersangka. Tapi juga pada aktor intelektual
              yang memerintah kedua tersangka melakukan korupsi," kata koordinator aksi Taufik Hidayat.

              Dalam aksi tersebut, pengunjuk rasa menyebut nama 'Bunda Melon' sebagai aktor intelektual
              kasus korupsi tersebut. Hal ini merujuk pada lokasi lahan green house melon di Desa Sokawera
              Kecamatan  Cilongok  yang  saat  ini  telah  disegel  Kejari  karena  terkait  dengan  kasus  korupsi
              tersebut.

              Taufik menyebutkan, 'Bunda Melon' inilah yang menjadi aktor intelektual dalam kasus korupsi
              tersebut. "Yang kami tahu, dua orang itu memiliki kedekatan dengan salah seorang anggota DPR
              RI  perempuan  dari  dapil  8  Banyumas  Cilacap.  Dugaannya  'Bunda  Melon'  ini  dalang  di  balik
              semuanya," katanya.

              Dia menyebutkan, dana bantuan UMK dari Kemenaker juga bisa disalurkan pada 48 kelompok
              UMKM  di  Kabupaten  Banyumas,  berkat  akses  dari  anggota  DPR  tersebut.  Dana  inilah  yang
              kemudian diselewengkan oleh dua orang yang kini telah ditetapkan sebagai tersangka.

              Kepala  Kejari  Purwokerto,  Sunarwan,  saat  menemui  para  pengunjuk  rasa  menyatakan  akan
              mengusut tuntas kasus tersebut. "Kami sangat mengapresiasi dukungan dari para pegiat anti
              korupsi untuk mengusut tuntas kasus ini. Kami akan selalu bersikap profesional dalam mengusut
              kasus korupsi," katanya.

              Dia mengakui, sejauh ini, memang baru menetapkan dua tersangka, AM (26 tahun) dan MT (37),
              dalam  dugaan  kasus  korupsi  tersebut.  Namun,  dia  menyatakan,  ke  depan  tidak  menutup
              kemungkinan mengenai adanya tersangka baru.
              "Kami bekerja sesuai alat bukti yang ada. Kalau memang menyentuh pihak lain, pasti akan kami
              tindaklanjuti," tegasnya.

              Mengenai belum ditahannya kedua tersangka, Kajari menyatakan, ada beberapa alasan sehingga
              tidak melakukan penahanan. Antara lain, seluruh alat bukti yang diperlukan dalam penanganan
              kasus tersebut, dinilai sudah diperoleh semua.

              Selain itu, kedua tersangka juga dinilai kooperatif. "Setiap kali kita mintai keterangan, selalu
              datang," ujarnya.

              Sebagaimana diketahui, Kejari Purwokerto sebelumnya telah mengungkap kasus dugaan korupsi
              dana bantuan UMKM dari Kemenaker yang disalurkan pada 48 UMKM Banyumas pada masa
              pandemi. Dugaan korupsi kasus tersebut, diperkirakan mencapai Rp 2,1 miliar.

              Dalam  penanganan  kasus  tersebut,  Kejari  telah  menyita  uang  tunai  senilai  Rp  670  juta  dan
              menyegel lahan pertanian melon di Desa Sokawera Kecamatan Cilongok.





                                                           88
   84   85   86   87   88   89   90   91   92   93   94