Page 11 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 3 SEPTEMBER 2020
P. 11
JawaTengah, Selasa (1/9). Menurut Menaker program padat karya ini bertujuan untuk
menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat melalui kegiatan pemberdayaan dan berkelanjutan
sehingga diharapkan mampu menekan angka pengangguran dan setengah penganggur.
MENAKER SERAHKAN BANTUAN PROGRAM PADAT KARYA KE PETANI
Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) memberikan bantuan program padat karya di sektor
pertanian kepada 25 kelompok tani yang tergabung dalam Paguyuban Pertanian Merbabu.
Penyerahan bantuan ini dilakukan Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah di Magelang,
JawaTengah, Selasa (1/9).
Menurut Menaker program padat karya ini bertujuan untuk menciptakan lapangan kerja bagi
masyarakat melalui kegiatan pemberdayaan dan berkelanjutan sehingga diharapkan mampu
menekan angka pengangguran dan setengah penganggur.
Menurutnya, berdasarkan data Kemnaker dan BP Jamsostek periode April 2020 - 27 Mei 2020,
ada 1.757.464 orang pekerja formal dan informal yang terdampak Covid-19. Mereka sangat
membutuhkan perhatian aan bantuan stimulan dari pemerintah untuk memberikan dampak
positif dalam rangka meningkatkan perekonomian masyarakat.
Kemnaker terus berupaya menekan angka kemiskinan dan menyejahterakan petani melalui
program ini sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo. Dalam arahannya, Presiden
menghendaki program padat karya berbasis pertanian menjadi ujung tombak menekan angka
kemiskinan, khususnya di desa dan mengangkat kesejahteraan petani.
"Sektor pertanian ini mempunyai peran penting dalam pembangunan. Ini karena selain
menyediakan pangan bagi masyarakat, pertanian juga menjadi sektor penggerak perekonomian,
terutama di desa," kata Ida Fauziyah.
Ida mengatakan, pihaknya memiliki program padat karya produktif dan padat karya infrastruktur
dengan total penerima 107.000 sasaran. Padat karya pertanian ini adalah salah satu dari program
padat karya produktif. "Kenapa kami memilih pertanian? Pertama, program ini adalah untuk
perluasan kesempatan kerja. Kedua, untuk ketahanan pangan. Jadi kami mengharapkan
program padat karya produktif ini untuk pengembangan pertanian sebagai upaya kita untuk
memiliki ketahanan pangan yang baik," ujarnya.
Ida mengakui jika sektor pertanian terkena dampak akibat pandemi. Padahal, sumbangsih sektor
pertanian untuk ketenagakerjaan itu paling tinggi. Sekitar 27% tenaga kerja dari sektor
pertanian. Karena itu, sektor pertanian harus kuat.
"Kenapa konsentrasi padat karya pertanian? Karena sebagaimana sinyalemen Presiden berkali-
kali, tentang sinyalemen FAO di mana kondisi pandemi ini bisa jadi dan mungkin terjadi krisis
pangan. Ketika krisis pangan, semua negara akan muncul egoisnya. Bertahan untuk kepentingan
negara masing-masing. Kalau itu terjadi, kita sudah siap menghadapi krisis pangan. Salah
satunya mengembangkan pertanian ini. Kita dorong anak-anak muda milenial menjadikan
pertanian sebagai alternatif usaha mereka," katanya.
Badan Pusat Statistik (BPS), lanjut Menaker, telah merumuskan indikator untuk mengukur
tenaga kerja yang tidak terserap pasar kerja yang disebut Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT).
Data BPS sejak 2015-2019 menyebutkan TPT menurun 0,9%.
Tak hanya itu, Menaker mengatakan struktur penduduk bekerja menurut lapangan pekerjaan
pada 2019 masih didominasi tiga lapangan pekerjaan utama, yakni pertanian sebesar 27,3%,
perdagangan (18,81%), dan industri pengolahan (14,96%).
10