Page 110 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 3 SEPTEMBER 2020
P. 110
Sebaliknya, sambungnya, brand yang memiliki kesadaran memanfaatkan revolusi digital dan
prinsip-prinsip ekonomi kemitraan, seperti Facebook , Alibaba, Gojek, dan Zoom membuatnya
menjelma menjadi brand-brand raksasa dan mengalahkan raksasa bisnis yang sudah berumur
puluhan tahun.
Ia juga mengemukakan, revolusi digital, baik yang dibawa oleh revolusi industri 4.0 maupun
revolusi 5.0 memaksa dunia usaha melakukan transformasi dari old industry yang konvensional,
menjadi new industry yang responsif terhadap kehendak perubahan.
"Jika pola bisnis konvensional bertumpu pada penguasaan aset, padat modal, dan eksplorasi
sumber daya alam, tidak demikian halnya dengan new industry yang bertumpu pada penguasaan
teknologi informasi, big data, artificial intelligence, kerja-kerja inovatif serta berkembang dengan
sistem ekonomi kemitraan," terangnya.
Dia menilai, pesatnya pertumbuhan platform digital di Indonesia menunjukkan bahwa ekonomi
digital tumbuh pesat di negeri ini. Sebagai sebuah tren baru yang berkembang begitu pesat, dan
terkait dengan hajat hidup orang banyak, tentu harus diimbangi dengan tata kelola yang baik.
"Tata kelola tersebut baik yang terkait dengan relasi kemitraan maupun jaminan atau
perlindungan sosial lainnya," ucapnya.
Menurutnya, buku "Pola Kerja Kemitraan Di EraDigital" sangat pantas dijadikan referensi,
khususnya bagi perusahaan aplikasi dan pelaku bisnis dalam mengembangkan skala ekonomi
yang lebih luas.
Sementara bagi pemerintah, telaah dan kajian yang disajikan dalam buku tersebut akan menjadi
bahan masukan dalam penyusunan regulasi terkait pola kerja kemitraan, khususnya pada sektor
transportasi roda dua berbasis online, yang sampai saat ini keberadaannya belum dilegalkan.
Ia memandang, fenomena ekonomi kemitraan masih menjadi pilihan realistis dalam membangun
dan mengembangkan suatu usaha. Inovasi yang digagas dan dikembangkan generasi milenial
diakui mampu memperluas kesempatan kerja sekaligus menjadi stimulus pertumbuhan ekonomi
nasional maupun daerah.
Sementara penulis buku "Pola Kerja Kemitraan Di Era Digital", Endang Yuniastuti, menyatakan
bahwa revolusi industri 4.0 mengakibatkan pergeseran dalam proses produksi dari konvensional
menjadi digital.
Kondisi tersebut juga disebutnya mengakibatkan pergeseran dalam pola kerja yang semula
menggunakan konsep hubungan kerja bergeser menjadi pola kerja kemitraan, dan pergeseran
kepemilikan ekonomi dari yang semula konsep kepemilikan tunggal dalam usaha bergeser
menjadi semi ekonomi.
Menurut Endang, model tersebut sedang mengalami perkembangan di Indonesia, terutama di
bidang jasa transportasi. Kehadiran transportasi berbasis online di Indonesia dengan pola kerja
kemitraan dan sistem semi ekonomi telah memberikan manfaat sekaligus persoalan.
Mitra pengendara transportasi online tidak merasa diperlakukan sebagai mitra, tetapi merasa
diperlakukan sebagai karyawan atau bawahan. Namun hak-hak sebagai karyawan tidak
dipenuhi.
Di sisi lain pihak perusahan sebagai mitra merasa memberikan fasilitas yang lebih, antara lain
peluang lapangan kerja, akses perbankan, dan akses untuk menjadi peserta BPJS
Ketenagakerjaan atau asuransi lainnya," terang Endang.
109