Page 251 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 10 SEPTEMBER 2020
P. 251
RELAKSASI IURAN BPJS KETENAGAKERJAAN DINILAI RINGANKAN PENGUSAHA
DAN PEKERJA
, JAKARTA -- Relaksasi iuran program jaminan sosial ketenagakerjaan dinilai dapat membantu
sektor usaha dan para pekerja yang penghasilannya tertekan di masa pandemi virus corona
tanpa membebani kelangsungan program itu sendiri.
Ekonom Universitas Indonesia Fithra Faisal Hastiadi menjelaskan bahwa kebijakan relaksasi
melalui Peraturan Pemerintah (PP) 49/2020 tentang Penyesuaian Iuran Program Jaminan Sosial
Ketenagakerjaan selama Bencana Nonalam Penyebaran Covid-19 itu memberikan manfaat bagi
seluruh pihak.
Menurunnya beban iuran dari pemberi kerja dan pekerja membuat mereka dapat
mengalokasikan uangnya untuk keperluan lain, khususnya untuk memenuhi kebutuhan pokok.
Menurut Faisal, hal tersebut sejalan dengan upaya pemerintah untuk menstimulasi daya beli
masyarakat dan industri.
"Adanya additional income yang seharusnya untuk membayar iuran [jaminan sosial
ketenagakerjaan] bisa untuk memutar perekonomian, bisa untuk konsumsi," ujar Faisal kepada
Bisnis , Selasa (8/9/2020).
Faisal, yang meraih gelar Doctor of Philosophy (PhD) dari Waseda University, menjelaskan bahwa
selama pandemi, industri tetap mengeluarkan beban seperti untuk membayar listrik dan gaji,
tetapi pendapatannya berkurang. Relaksasi iuran jaminan sosial pun akan meringankan beban
industri.
Adapun, dari sisi pekerja, relaksasi iuran tersebut sangat bermanfaat untuk mendorong
konsumsi. Faisal menilai bahwa dalam kondisi pandemi ini para pekerja menghadapi dilema,
turunnya pendapatan tidak serta merta membuat kebutuhan mereka berkurang, sehingga
memerlukan stimulus dalam bentuk apapun.
Faisal pun menilai bahwa Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan atau BP
JAMSOSTEK memiliki kondisi keuangan yang baik sehingga relaksasi iuran tidak akan
mengganggu kinerjanya. Kondisinya berbeda dengan 'saudara kandungnya', BPJS Kesehatan
yang terus dirundung defisit.
"BPJS Ketenagakerjaan tidak akan terbebani dengan adanya pengurangan ini, dia dalam kondisi
yang baik secara keuangan.
Toh kalau ternyata terbebani pun ada backup dari pemerintah, bagaimana pun kan ada dalam
satu ekosistem [jaminan sosial] yang dikelola pemerintah," ujarnya.
Selain itu, Faisal menilai bahwa semestinya memang terdapat keringanan iuran BP JAMSOSTEK
seiring menurunnya risiko terhadap para pekerja. Adanya pekerja yang bekerja dari rumah (
work from home ) membuat risiko kerja mereka relatif berkurang.
Pengurangan risiko tersebut menurutnya membuat besaran premi yang ada dapat disesuaikan.
Terlebih, Faisal menilai bahwa jika terdapat penurunan klaim dari para pekerja, maka semestinya
penyesuaian iuran diberlakukan di tengah pandemi virus corona ini.
"Kalau pun klaimnya tidak turun, karena ada beberapa sektor industri yang tetap beroperasi,
sekarang purchasing manager index [PMI] masuk level ekspansif, harus ada backup untuk BP
JAMSOSTEK," ujar Faisal.
Adapun, dia menilai bahwa pemerintah dan BP JAMSOSTEK harus mengantisipasi risiko
ketidakmampuan peserta dalam membayar iuran saat masa relaksasi telah berakhir.
250