Page 301 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 10 SEPTEMBER 2020
P. 301
2. Bagi iuran yang upah pekerjanya tidak diketahui, maka besar iuran JKK dihitung berdasarkan
nilai kontrak kerja konstruksi, sebagai berikut: a. Pekerja konstruksi dengan nilai Rp 100 juta,
iurannya 1 persen dikali 0,21 persen dari nilai kontrak menjadi 0,0021 persen dari nilai kontrak
kerja sampai dengan Rp 100 juta.
b. Pekerja konstruksi dengan nilai di atas Rp 100 juta sampai Rp 500 juta, iurannya sesuai tarif
di poin a ditambah 1 persen dikali 0,17 persen lalu ditambah 0,0017 persen dari selisih nilai
antara nilai kontrak konstruksi setelah dikurangi Rp 100 juta.
c. Pekerja konstruksi dengan nilai di atas Rp 500 juta sampai Rp 1 miliar, iurannya sesuai tarif
di poin b ditambah 1 persen dikali 0,13 persen lalu ditambah 0,0013 persen dari selisih nilai
antara nilai kontrak konstruksi setelah dikurangi Rp 500 juta.
d. Pekerja konstruksi dengan nilai di atas Rp 1 miliar sampai Rp 5 miliar, iurannya sesuai tarif di
poin c ditambah 1 persen dikali 0,11 persen lalu ditambah 0,0011 persen dari selisih nilai antara
nilai kontrak konstruksi setelah dikurangi Rp 1 miliar.
e. Pekerja konstruksi dengan nilai di atas Rp 5 miliar, iurannya sesuai tarif di poin d ditambah 1
persen dikali 0,09 persen lalu ditambah 0,0009 persen dari selisih nilai antara nilai kontrak
konstruksi setelah dikurangi Rp 5 miliar.
Sementara untuk keringanan iuran JKM; Bagi peserta penerima upah sebesar 1 persen dikali 0,3
persen menjadi 0,003 persen per bulan. Dan bagi peserta bukan penerima upah sebesar 1 persen
dikali Rp 6.800 menjadi Rp 68 per bulan.
Untuk Iuran yang didasarkan atas Upah Pekerja, komponen Upah tercantum dan diketahui, maka
besarnya Iuran JKM bagi Pekerja harian lepas, borongan, dan perjanjian kerja waktu tertentu
yang bekerja pada Pemberi Kerja sektor usaha jasa konstruksi, Iuran ditetapkan sebesar l
persen) dikali O,3O persen dari Upah sebulan. Sehingga menjadi 0,0030 persen dari Upah
sebulan.
Sedangkan untuk komponen Upah Pekerja yang tidak diketahui atau tidak tercantum, maka
besarnya Iuran JKM dihitung berdasarkan nilai kontrak kerja konstruksi, sebagai berikut: a.
Pekerja konstruksi dengan nilai Rp 100 juta, iurannya 1 persen dikali 0,03 persen dari nilai
kontrak menjadi 0,0003 persen dari nilai kontrak kerja sampai dengan Rp 100 juta.
b. Pekerja konstruksi dengan nilai di atas Rp 100 juta sampai Rp 500 juta, iurannya sesuai tarif
di poin a ditambah 1 persen dikali 0,02 persen lalu ditambah 0,0002 persen dari selisih nilai
antara nilai kontrak konstruksi setelah dikurangi Rp 100 juta.
c. Pekerja konstruksi dengan nilai di atas Rp 500 juta sampai Rp 1 miliar, iurannya sesuai tarif
di poin b ditambah 1 persen dikali 0,02 persen lalu ditambah 0,002 persen dari selisih nilai antara
nilai kontrak konstruksi setelah dikurangi Rp 500 juta.
d. Pekerja konstruksi dengan nilai di atas Rp 1 miliar sampai Rp 5 miliar, iurannya sesuai tarif di
poin c ditambah 1 persen dikali 0,01 persen lalu ditambah 0,0001 persen dari selisih nilai antara
nilai kontrak konstruksi setelah dikurangi Rp 1 miliar.
e. Pekerja konstruksi dengan nilai di atas Rp 5 miliar, iurannya sesuai tarif di poin d ditambah 1
persen dikali 0,01 persen lalu ditambah 0,0001 persen dari selisih nilai antara nilai kontrak
konstruksi setelah dikurangi Rp 5 miliar.
Pemerintah memberikan kelonggaran pembayaran iuran program Jaminan Sosial
Ketenagakerjaan yang berlaku hingga Januari 2021.
300