Page 180 - e- KLIPING KETENAGAKERJAAN 10 AGUSTUS 2020
P. 180

MENAKER: DAMPAK PANDEMI COVID-19 DI SEKTOR KETENAGAKERJAAN JAWA
              BARAT TERTINGGI NASIONAL
              Jawa Barat  (Jabar) menjadi provinsi yang mengalami dampak terbesar dari pandemi Covid-19
              di sektor ketenagakerjaan.

              Data  Kementerian  Ketenagakerjaan  (Kemnaker)  menyebutkan,  hingga  31  Juli  2020,  jumlah
              pekerja terdampak Covid-19 di Jabar, baik formal maupun nonformal, mencapai lebih dari 342
              ribu orang.

              Demikian diungkapkan Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah, pada Pertemuan dengan Kepala
              Dinas Ketenagakerjaan se-Provinsi  Jawa Barat  (Jabar) di Kantor Dinas Ketenagakerjaan dan
              Transmigrasi (Disnakertrans) Jabar, Jln. Soekarno Hatta, Bandung, Minggu, 9 Agustus 2020.

              Ia mengatakan, angka tenaga kerja terdampak di Jabar merupakan yang terbesar dibandingkan
              provinsi lain di Indonesia.

              "Data  ini  sudah  di-cleansing  dengan  BPJS  Ketenagakerjaan,  sehingga  tercatat    by  name  by
              address  ," tutur Ida.

              Rinciannya, menurut dia, pekerja formal yang dirumahkan mencapai 162 ribu orang dan yang
              mengalami pemutusan hubungan kerja (  PHK  ) mencapai 107 ribu orang.

              Sementara itu, pekerja sektor informal yang terdampak mencapai 73 ribu orang.

              "Para pekerja yang terdata akan menjadi target penerima kartu Prakerja gelombang berikutnya,
              yang direncanakan akan dimulai Agustus ini," ujar Ida.

              Banyaknya  jumlah  tenaga  kerja  yang  terdampak  pandemi  Covid-19  tersebut,  menurut  dia,
              membuat tantangan pembangunan ketenagakerjaan di Jabar menjadi lebih kompleks. Pasalnya,
              sejak sebelum pandemi Jabar juga dihadapkan pada sejumlah persoalan ketenagakerjaan.

              Salah  satunya  adalah  profil  penduduk  berkerja  yang  mayoritas,  mencapai  56%,  masih
              berpendidikan SMP ke bawah. Tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Jabar juga menempati
              peringkat kedua secara nasional.

              Data Badan Pusat Statistik (BPS) Febuari 2020, menyebutkan, jumlah pengangguran di Jabar
              mencapai 1,87 juta orang. TPT Jabar sebesar 7,69%.

              Sementara tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) di Jabar tercatat sebesar 65,97%. Angka
              tersebut masih berada di bawah TPAK Nasional, sebesar 69,17%.

              Jabar juga merupakan provinsi dengan jumlah penduduk usia kerja (PUK) dan angkatan kerja
              (AK) terbesar di Indonesia. Jumlah PUK Jabar mencapai 36,8 juta orang dan AK 24,3 juta orang.

              "Temuan data ini menunjukkan bahwa masih banyak pekerjaan rumah pemerintah di bidang
              ketenagakerjaan di Jabar," ujar Ida.

              Kendati  demikian,  menurut  dia,  besarnya  tantangan  kondisi  ketenagakerjaan  Jabar  yang
              ditambah  dengan  dampak  pandemi  Covid-19,  jangan  membuat  masyarakat  putus  asa  dan
              menyerah dengan. Ia mengatakan, keadaan tersebut justru harus membuat semua pihak bekerja
              lebih keras untuk mengakselerasi pemulihan dampak pandemi.

              "Pemerintah melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional juga terus berupaya meringankan
              beban masyarakat, termasuk pekerja ter-  PHK  ," ujarnya.




                                                           178
   175   176   177   178   179   180   181   182   183   184   185