Page 100 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 21 JANUARI 2020
P. 100

Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Andi Gani Nena Wea membantah
               pernyataan  Menko  Perekonomian  Airlangga  Hartarto  terkait  ucapan  yang  menyebut  buruh  telah
               setuju dengan aturan Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja.
                "Saya terkejut dengan pernyataan tersebut. Sekarang saya mau tanya, konfederasi buruh mana yang
               sudah setuju?" ujar Andi dalam keterangan tertulisnya, Kamis (16/1/2020).

                Andi menyarankan sebaiknya pemerintah berkomunikasi dengan buruh sebelum merumuskan aturan
               Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja. Dia mengatakan, buruh malah tidak dilibatkan dalam penyusunan
               Omnimbus Law tersebut.

                Lalu,  sebenarnya,  apa  saja  poin-poin  dalam  RUU  sapu  jagat  tersebut?    Sekretaris  Kementerian
               Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono menjelaskan, sesuai hasil pembahasan terakhir per 17
               Januari 2020, telah diidentifikasi sekitar 79 UU dan 1.244 pasal yang terdampak Omnibus Law Cipta
               Lapangan  Kerja,  dengan  rincian:    1)  Penyederhanaan  Perizinan:  52  UU  dengan  770  pasal;    2)
               Persyaratan  Investasi:  13  UU  dengan  24  pasal;    3)  Ketenagakerjaan:  3  UU  dengan  55  pasal;    4)
               Kemudahan,  Pemberdayaan,  dan  Perlindungan  UMK-M:  3  UU  dengan  6  pasal;    5)  Kemudahan
               Berusaha: 9 UU dengan 23 pasal;  6) Dukungan Riset dan Inovasi: 2 UU dengan 2 pasal;  7) Administrasi
               Pemerintahan: 2 UU dengan 14 pasal;  8) Pengenaan Sanksi: 49 UU dengan 295 pasal;  9) Pengadaan
               Lahan: 2 UU dengan 11 pasal  10) Investasi dan Proyek Pemerintah: 2 UU dengan 3 pasal; dan  11)
               Kawasan Ekonomi: 5 UU dengan 38 pasal.

                Adapun  untuk  klaster  Ketenagakerjaan  yang  selama  ini  menjadi  perdebatan,  poin-poin  dalam
               omnibus law meliputi:  1. Upah Minimum  Susi menjelaskan, di dalam omnibus law Upah Minimum
               (UM)  dipastikan  tidak  akan  turun  serta  tidak  dapat  ditangguhkan,  terlepas  dari  apapun  kondisi
               pengusahanya. Untuk kenaikan UM akan memperhitungkan pertumbuhan ekonomi di masing-masing
               daerah.

                "UM yang ditetapkan hanya berlaku bagi pekerja baru dan berpengalaman kerja di bawah satu tahun,
               sedangkan kalau kompetensi mereka lebih akan bisa diberikan lebih dari UM. Sistem pengupahan
               mereka didasarkan pada struktur dan skala upah," katanya.

                Adapun untuk industri padat karya, pemerintah dapat memberi insentif berupa perhitungan upah
               minimun tersendiri dengan alasan untuk mempertahankan kelangsungan usaha dan keberlangsungan
               bekerja bagi pekerja.

                Selain  itu  untuk  skema  upah  per  jam  bisa  diterapkan  untuk  bjenus  pekerjaan  tertentu  seperti
               konsultan, pekerja paruh waktu dan jenis pekerjaan baru di era ekonomi digital. Selain itu, di dalam
               penjelasan  dikatakan  untuk  memberi  hak  dan  perlindungan  bagi  jenis  pekerjaan  tersebut,  perlu
               pengaturan upah berbasis jam kerja, yang tidak menghapus ketentuan upah minimum.

                2.  Pemutusan  Hubungan  Kerja    Susi  pun  menjelaskan,  pemerintah  menyiapkan  program  baru
               bernama Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP) untuk pekerja yang mengalami Pemutusan Hubungan
               Kerja (PHK). Menurut Susi, Pegawai yang terkena PHK akan mendapatkan manfaat dari pemerintah.

                "JKP tidak menggantikan jaminan sosial lain. Ini tambahan baru pemerintah," ujarnya.
                Manfaat JKP berupa cash benefit, vocational training, dan job placement acces. Sebelumnya, Menko
               Airlangga juga sempat menyatakan, manfaat uang tunai yang diberikan kepada pegawai PHK bakal
               dilakukan selama enam bulan berturut-turut.
                Penambahan manfaat JKP dikatakan tidak akan menambah beban iuran bagi pekerja dan perusahaan.
               Selain itu, pekerja yang mendapatkan JKP tetap akan mendapatkan jaminan sosial lainnya berupa
               Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Hari Tua (JHT), Jaminan Pensiun (JP) dan Jaminan Kematian
               (JKm).
   95   96   97   98   99   100   101   102   103   104   105