Page 193 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 21 JANUARI 2020
P. 193

Title           ENAM ALASAN SERIKAT BURUH TOLAK RUU CIPTA LAPANGAN KERJA

               Media Name      republika.co.id
                               https://nasional.republika.co.id/berita/q4ei2q349/enam-alasan-serikat-buruh-tolak-
               Page/URL
                               ruu-cipta-lapangan-kerja
               Journalist      Ichsan Emerald Alamsyah

               Article Type    News

               Pub. Date       2020-01-20
               Newstrend       OMNIBUS LAW

               Size/Color      1 / Color
               Category &      Corporate / Dirjen PHI & Jamsos / Negative
               Sentiment

               Summary
               Ketua  Konfederasi  Serikat  Pekerja  Indonesia  (KSPI)  Said  Iqbal  mengatakan  terdapat  enam  alasan
               mengapa  kaum  buruh  atau  pekerja  menolak  Omnibus  Law  Cipta  Lapangan  Kerja  yang  disusun
               pemerintah.
               "Pertama dalam Omnibus Law tersebut mengisyaratkan akan menghapus sistem upah minimum,"
               kata dia saat aksi unjuk rasa di depan Gedung MPR, DPR dan DPD RI di Jakarta, Senin (20/1).

               Quote

               Pertama dalam Omnibus Law tersebut mengisyaratkan akan menghapus sistem upah minimum
               -- Said Iqbal, Ketua Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI)

               ENAM ALASAN SERIKAT BURUH TOLAK RUU CIPTA LAPANGAN KERJA

               Ketua  Konfederasi  Serikat  Pekerja  Indonesia  (KSPI)  Said  Iqbal  mengatakan  terdapat  enam  alasan
               mengapa  kaum  buruh  atau  pekerja  menolak  Omnibus  Law  Cipta  Lapangan  Kerja  yang  disusun
               pemerintah.

               "Pertama dalam Omnibus Law tersebut mengisyaratkan akan menghapus sistem upah minimum,"
               kata dia saat aksi unjuk rasa di depan Gedung MPR, DPR dan DPD RI di Jakarta, Senin (20/1).

               Ia mengatakan penerapan upah per jam tersebut akan mengakibatkan upah minimum terdegradasi
               bahkan hilang. "Tentunya hal itu merugikan kaum buruh dan pekerja di Tanah Air," ucapnya.
               Selanjutnya,  RUU  tersebut  dinilai  akan  mengakibatkan  hilangnya  pesangon.  Walaupun  Menko
               Perekonomian, Menteri Perindustrian dan Menteri Ketenagakerjaan mengatakan pesangon tetap ada,
               namun  diberikan  "on  the top"  yaitu  disebut  dengan  tunjangan  pemutusan  hubungan  kerja  (PHK)
               sebesar enam bulan upah.

               Ketiga, lanjut dia, akan terjadi penggunaan "outsourcing" atau kontrak lepas dan karyawan kontrak
               yang masih dan semena-mena. Hal itu dikarenakan dalam RUU Cipta Lapangan Kerja dikatakan boleh
               semua jenis pekerjaan dilakukan kontrak dan bisa dikontrak lepaskan.

               Padahal,  di  Undang-Undang  13  tentang  Ketenagakerjaan  untuk  kontrak  lepas  dibatasi  lima  jenis
               pekerjaan  saja  yaitu  petugas  kebersihan,  katering,  supir,  sekuriti  dan  jasa  penunjang."Poin  yang
               keempat yaitu memudahkan masuknya tenaga kerja asing," katanya.
   188   189   190   191   192   193   194   195   196   197   198