Page 355 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 21 JANUARI 2020
P. 355

Lebih jauh, Dasco mengaku optimistis RUU Cipta Lapangan Kerja bisa rampung dalam waktu 100 hari
               seperti ditargetkan Jokowi, meski RUU itu menuai penolakan dari kelompok buruh.

                Sebelumnya,  Said  Iqbal  meminta  pemerintah  dan  DPR  tak  buru-buru  mengesahkan  RUU  Cipta
               Lapangan  Kerja.  Sebanyak  enam  alasan  mereka  ungkapkan  sebagai  alasan  menolak  regulasi  yang
               mereka singkat 'Cilaka' tersebut.

                Pertama, Omnibus Law dalam praktiknya dikhawatirkan akan menghilangkan upah minimum bagi
               buruh.

                "Pengenalan upah per jam akan mengakibatkan upah minimum bakal terdegradasi bahkan hilang.
               Buruh akan dihitung per jam dalam jam kerjanya," kata dia.
                "Kalau dia bekerja dalam satu bukan hanya 2 minggu, maka dapat dipastikan upahnya hanya sepertiga
               atau paling tinggi setengah dari nilai upah minimum yang berlaku di satu daerah tertentu," imbuh
               Said.
                 Selanjutnya, Said mengkhawatirkan RUU ini akan mengakibatkan pesangon hilang, membebaskan
               buruh kontrak serta alih daya (outsourcing), mempermudah tenaga kerja asing masuk, menghilangkan
               jaminan sosial, dan menghilangkan sanksi pidana bagi pengusaha.
                "Melalui kesempatan ini kami meminta DPR untuk membatalkan Omnibus law cipta lapangan kerja.
               Khususnya  keterkaitannya  dengan  ketenagakerjaan,  karena  membuat  masa  depan  pekerja,  calon
               pekerja yang akan memasuki dunia kerja tanpa perlindungan," kata dia.
                Meski  demikian,  Said  setuju  dengan  apa  yang  disampaikan  Jokowi  yaitu  mengundang  investasi
               sehingga  terbuka  lapangan  kerja.  Namun  pihaknya  tidak  setuju  ketika  investasi  masuk,  tidak  ada
               perlindungan bagi kaum buruh.
                Hari ini, massa buruh dari KSPI menggelar unjuk rasa di depan Gedung DPR, menolak RUU Omnibus
               Law dan kenaikan BPJS Kesehatan.

                Audiensi Dengan Buruh, Komisi IX Sebut Akan Kawal RUU Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja dan
               kenaikan BPJS Kesehatan. Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Ansory Siregar saat beraudiensi dengan massa
               buruh menyebut pihaknya akan mengawal RUU Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja.

                "Insya Allah kita dari Komisi IX akan bersama buruh, saya pribadi menolak omnibus law cipta lapangan
               kerja ini, walaupun draf belum diberikan, tapi dulu pernah revisi UU 13, walaupun belum muncul, kita
               sudah arahnya, sehingga kita tolak dan pada waktu itu kita berhasil," kata dia usai melakukan audiensi.

                 Ansory bahkan menyatakan bakal menolak Omnibus Law jika di dalamnya tidak menyerap aspirasi
               buruh.  "Banyak  tadi  suara  dari  teman-teman  Komisi  IX,  kalau  memang  aspirasi  buruh  tidak
               terakomodasi maka kami serentak menolak semuanya," kata dia.

                 Presiden Jokowi telah meminta jajaran kementerian di Istana agar segera berembuk dengan DPR
               membahas Omnibus Law. Jokowi mendorong Omnibus Law RUU Cipta Lapangan Kerja bisa rampung
               dalam 100 hari kerja.

                Masa 100 hari itu terhitung sejak naskah akademik RUU tersebut disampaikan ke lembaga legislatif
               hingga masa pembahasan selesai. Saat ini, pemerintah masih finalisasi naskah akademik tersebut.
                Targetnya, naskah akademik akan diselesaikan pada pekan ini. Lalu, diberikan ke DPR pada pekan
               berikutnya  sebelum  100  hari  kerja  pemerintahan  Kabinet  Indonesia Maju yang  jatuh  pada  Selasa
               (28/1).
                (yoa/wis).
   350   351   352   353   354   355   356   357   358