Page 35 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 14 AGUSTUS 2020
P. 35

Koordinator Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI) Nining Elitos yang tergabung dalam
              Gerakan Buruh Bersama Rakyat (Gebrak) menyatakan, massa sudah siap melakukan demo. Rute
              demo pun telah disiapkan.

              "Iya, kami aksi pagi di Kementerian Kementerian dulu dan kemudian baru ke DPR RI," kata
              Nining saat dihubungi  Republika.co.id  pada Kamis (13/8) malam.

              Bukan  hanya  di  DKI  Jakarta,  Nining  mengatakan,  berbagai  organisasi  Serikat  buruh  dan
              masyarakat yang tergabung dalam Gebrak juga akan melakukan aksi di berbagai daerah. Ia
              mengklaim aksi akan digelar di 18 kota. "Ada di 18 kota, di 14 provinsi, (menggelar) aksi yang
              sama menolak  omnibus law  ," kata Nining.

              Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) menyatakan menghormati sejumlah Serikat Buruh
              atau  Pekerja,  serta  elemen  masyarakat  yang  berencana  melakukan  unjuk  rasa  memprotes
              Omnibus Law RUU Cipta Kerja hari ini. "Itu hak kawan buruh sesuai konstitusi sepanjang tertib
              dan tidak anarkis," kata Presiden KSPI Said Iqbal.
              Untuk diketahui, KSPI melakukan pertemuan dengan pimpinan DPR RI pada Selasa (12/8) untuk
              memberi masukan terkait klaster ketenagakerjaan yang menjadi polemik dalam pembahasan
              omnibus law  . Pertemuan itu menyepakati pembentukan tim bersama antara DPR RI dan Serikat
              pekerja yang akan memilih pasal demi pasal terkait ketenagakerjaan.
              "Diskusi bersama (dimulai) tanggal 18 Agustus, apakah aksi ada ya itu dinamika tapi sebelum
              kita lakukan aksi, proses dialognya kita kuatkan dulu," kata Said Iqbal.

              Adapun aksi besar-besaran yang bakal terjadi, kata Iqbal, harus dimaknai sebagai dukungan
              pada DPR RI agar mereka benar-benar memegang teguh aspirasi kaum buruh. "Kita percaya
              DPR, tapi aksi lebih pada dukungan kepada DPR agar teguh dalam memperjuangkan aspirasi
              buruh," tegasnya.

              Gelombang penolakan atas RUU Cipta Kerja, khususnya untuk klaster Ketenagakerjaan telah
              terjadi dalam beberapa bulan terakhir sejak draf RUU tersebut muncul. RUU tersebut menuai
              protes lantaran poin-poinnya dinilai merugikan para pekerja.

              Ada  beberapa  poin  yang  menjadi  perhatian,  antara  lain  soal  upah  per  jam  yang  berpotensi
              menghapus  upah  minimum  dan  pemberian  tunjangan  PHK  enam  bulan  yang  berpotensi
              menghapus sistem pesangon.

              Para buruh juga khawatir dengan pengunaan tenaga kerja asing di sektor kerja  unskilled workers
              . Lalu, para buruh khawatir jaminan pensiun dan jaminan kesehatan tidak akan diberikan pada
              buruh yang hitungan upahnya per jam, karena cara menghitung iurannya akan sulit.

              Selain  itu,  buruh  khawatir  dengan  penghapusan  sanksi  pidana  pada  pengusaha  yang
              mengabaikan regulasi. Selanjutnya, adanya perpanjangan sistem kontrak hingga 5 tahun tanpa
              dibatasi sehingga menghilangkan kepastian nasib para buruh.

              Sementara itu, DPR dan Pemerintah terus membahas poin demi poin daftar inventarisasi masalah
              (DIM)  dalam  RUU  Cipta  Kerja.  Bahkan,  dalam  masa  reses  yang  mestinya  menjadi  waktu
              kunjungan ke daerah pemilihan, DPR tetap mengebut pembahasan RUU kontroversial ini..










                                                           34
   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39   40