Page 350 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 14 AGUSTUS 2020
P. 350
Bantuan tersebut berupa dana tambahan sebesar Rp600.000 perbulan, yang akan diberikan
setiap dua bulan sekali. Melihat program tersebut, Didik beranggap hal tersebut semata-mata
hanya untuk menangkal Covid-19. Ia melihat negara lain, penyebaran kasus Covid-19 mulai
melandai dan melihat Indonesia akan mencapai 200.000 kasus.
"Jadi itu pangkal masalah sehingga apa yang dijalankan punya kemungkinan lebih besar tidak
berhasil," ungkapnya, dikutip Pikiran-Rakyat.com dalam akun YouTube Najwa Shihab yang
diunggah pada Rabu 12 Agustus 2020.
Ia juga mengatakan, memang pemerintah sejak awal mengutamakan kesehatan, akan tetapi
menurutnya kenyataannya sejak awal pemerintah sudah salah langkah.
Saat jumlah kasus meningkat, lanjut Didik, Indonesia malah membuka Lockdown.
"Saya ikuti tiap hari (perkembangan Covid-19) ini kan data-datanya Indonesia terus ke atas,
yang lain mengatasi sudah landai itu pokok pertama," tegasnya.
Lanjutnya, untuk penanganan Covid-19 diserahkan kepada pemda dan Kementerian Kesehatan
hanya menyetujui usul pemda untuk melakukan PSBB.
"Pemda mengusulkan izin untuk PSBB, jadi menteri kesehatan hanya naikkan saja, pemda tidak
punya resource itu 89 persen resourcenya habis untuk gaji, itu riset-riset saya," jelasnya.
Dikdik beranggap, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam kunjungannya kerap memberikan
candaan mengenai Covid-19.
Akan tetapi, candaan tersebut menurut Didik dapat meresahkan masyarkat.
"Saya tahu itu guyon tapi guyon punya dampak besar dan ada 37 kata persis seperti itu kalo
kunjungan presiden, kalau guyon itu di luar yang tidak ketemu media dan 37 komunikasi di
membikin buyar," jelasnya.
Sehingga, menurutnya, program bantuan upah gaji yang diberikan pemerintah hanya mengobati
luka lama.
"Jadi sekarang pak Budi dengan ibu Ida itu mengobati luka lama di atas luka baru kaya lagunya
Ebiet," tambahnya.
Menurutnya, daripada pemerintah memberikan dana kepada masyarakat, dari awal pemerintah
harus bereskan masalah kesehatan dan pangan terutama untuk orang miskin.***.
349