Page 194 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 16 JULI 2021
P. 194

Manfaat dari program tersebut dinilai penting sebagai bantalan sosial.

              "Program JKP itu akan menjadi bantalan sosial bagi pekerja yang kehilangan pekerjaannya, dan
              membantu  yang  bersangkutan  bertahan  hingga  pekerja  mendapat  pekerjaan  baru  atau
              memutuskan  menjadi  wirausaha,"  kata  Sekretaris  Jenderal  Kemnaker  Anwar  Sanusi  dalam
              keterangan persnya, Kamis (15/7/2021).

              Anwar  menyatakan, ketiga  manfaat  itu  berupa uang  tunai,  akses  informasi  pasar  kerja,  dan
              mengikuti pelatihan kerja.

              Secara lebih rinci, ia menjelaskan uang tunai ini nantinya diberikan setiap bulan selama paling
              banyak 6 bulan setelah pekerja yang mengalami PHK diverifikasi oleh BPJS Ketenagakerjaan dan
              memenuhi syarat sebagai penerima manfaat JKP.

              "Uang tunai ini rinciannya adalah 45 % dari upah untuk 3 bulan pertama, dan 25% dari upah
              untuk 3 bulan berikutnya, dan ini diberikan paling lama 6 bulan," ucapnya.

              Adapun terkait manfaat akses informasi pasar kerja, katanya, diberikan dalam bentuk layanan
              informasi pasar kerja dan/atau bimbingan jabatan yang dilakukan oleh Pengantar Kerja atau
              Petugas Antrakerja secara online maupun secara manual.

              Lebih  lanjut  ia  mengatakan,  untuk  manfaat  pelatihan  kerja  dilakukan  melalui  Sisnaker  dan
              manual yang terdiri atas pelatihan kerja berbasis kompetensi kerja, pelatihan kewirausahaan,
              dan pemagangan di industri.
              "Manfaat pelatihan kerja ini dilakukan melalui integrasi akses informasi pasar kerja dan sistem
              informasi  BPJS  Ketenagakerjaan  dalam  Sisnaker.  Manfaat  Pelatihan  kerja  dilaksanakan  oleh
              Lembaga  Pelatihan  Kerja  milik  pemerintah,  swasta,  atau  perusahaan  di  kabupaten/kota,"
              katanya melanjutkan.
              Namun, untuk mendapatkan manfaat JKP tersebut, pekerja yang ter-PHK terlebih dahulu harus
              menjadi peserta program JKP.

              Adapun persyaratan peserta program JKP, yaitu WNI yang telah diikutsertakan dalam program
              jaminan sosial sesuai penahapan kepesertaan dalam Peraturan Presiden Nomor 109 Tahun 2013,
              yaitu untuk usaha skala besar dan menegah, diikutsertakan pada program JKN, JKK, JHT, JP,
              dan JKM, sekurang-kurangnya mengikuti program JKK, JKM, dan JHT.

              Kemudian untuk usaha kecil dan mikro diikutsertakan sekurang-kurangnya pada program JKK,
              JHT, dan JKM.

              "Syarat lainnya adalah belum berusia 54 tahun, dan termasuk pekerja PKWT," ucapnya.

              Adapun sumber pembiayaan dari JKP, yakni iuran pemerintah pusat sebesar 0.22%, sumber
              pendanaan rekomposisi iuran program Jaminan Kecelakaan Kerja 0,14% dan Jaminan Kematian
              0.10%, Ketentuan dasar perhitungan upah adalah upah yg dilaporkan ke BPJS dengan batas
              upah sebesar 5 juta rupiah.

              Lebih lanjut dikemukakan Sekjen Anwar, terkait penerima program JKP yang diatur yaitu pekerja
              yang mengalami PHK sesuai dengan UU Cipta Kerja (Pasal 154A UU No. 11 Tahun 2020), pekerja
              yang berkeinginan untuk bekerja kembali dan pekerja yang memiliki masa iur paling sedikit 12
              bulan dalam 24 bulan serta membayar iuran 6 bulan berturut-turut sebelum terjadi PHK.

              Hal ini, sambungnya, tidak berlaku untuk alasan PHK karena mengundurkan diri, cacat total
              tetap, pensiun, dan meninggal dunia.


                                                           193
   189   190   191   192   193   194   195   196   197   198   199