Page 625 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 12 OKTOBER 2020
P. 625

PRESIDEN JOKOWI DIMINTA TERBITKAN PERPPU UNTUK BATALKAN UU CIPTA
              KERJA
              Aksi demonstrasi menolak  UU Cipta Kerja  terjadi di sejumlah daerah pada Kamis (8/10/2020).

              Bahkan, di beberapa tempat seperti di Jakarta, aksi unjuk rasa berujung ricuh.

              Wakil Ketua Fraksi  Partai Keadilan Sejahtera  (PKS) DPR RI  Mulyanto  mendesak pemerintah,
              mencermati perkembangan situasi politik dan keamanan, khususnya pascapengesahan  UU Cipta
              Kerja  dan demonstrasi kemarin.
              "Kami  berharap  pemerintah,  mencermati  betul  perkembangan  dinamika politik  yang  terjadi,"
              kata  Mulyanto  saat dihubungi Tribunnews, Jumat (9/10/2020).

              Anggota Komisi VII DPR RI ini meminta, pemerintah menyerap aspirasi yang berkembang di
              publik.

              Mulyanto  mengatakan,  sejak  awal  fraksi  PKS  menolak  pengesahan  RUU Cipta  Kerja  menjadi
              Undang-Undang.

              Oleh  karena  itu,   Mulyanto   menyarankan  agar  Presiden  Joko  Widodo (Jokowi)  menerbitkan
              Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) untuk membatalkan  UU Cipta Kerja
              .
              "Demo-demo  buruh,  mahasiswa,  dan  yang  lainnya  perlu  diserap  aspirasinya  secara  akurat.
              Jaangan  sekadar  tindakan  represif.  Lalu  dirumuskan  sikap  pemerintah  yang  tepat,"  ucap
              Mulyanto  .

              "Kalau  kami  menyarankan  agar  presiden  menetapkan  Perppu  untuk  membatalkan  Undang-
              Undang Cipta Kerja ini," pungkasnya.

              Kelompok Anarko  Kerusuhan yang terjadi saat demo penolakan Omnibus Law  UU Cipta Kerja
              di wilayah Jakarta, Kamis (8/10/2020) bukan dilakukan buruh atau mahasiswa.

              Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengatakan kerusuhan diduga
              dilakukan orang-orang yang tergabung dalam kelompok Anarko.
              Mereka menyusup di antara para buruh dan mahasiswa untuk membuat kerusuhan saat aksi
              demo berlangsung.

              Saat ini, lanjut Yusri, polisi telah mengamankan 1.000 orang yang diduga terlibat dalam aksi
              kerusuhan  yang  sempat  terjadi  di  Simpang  Harmoni  hingga  kawasan  Patung  Kuda  Arjuna
              Wiwaha, Jakarta Pusat.

              "Memang kita lakukan satu kegiatan pengamanan sejak sore tadi, sekitar kurang lebih 1000
              orang yang kita amankan, Anarko yang mencoba melakukan kerusuhan. Tidak ada sama sekali
              buruh dan mahasiswa," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus, Kamis
              (8/10/2020) dilansir dari Kompas TV.

              Yusri  menyampaikan,  massa  yang  diduga  tergabung  dalam  kelompok  Anarko  merupakan
              pengangguran yang datang ke Jakarta untuk membuat kerusuhan.

              "Mereka memang pengangguran yang datang dari beberapa daerah, baik menggunakan kereta
              api dan truk-truk. Saat kita ini kita lakukan pemeriksan, mereka pengangguran semuanya," ujar
              Yusri.




                                                           624
   620   621   622   623   624   625   626   627   628   629   630