Page 221 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 5 MEI 2021
P. 221
"Perusahaan (diadukan) ada yang kategori besar dan ada yang mikro kecil. Sebagian besar
adalah perusahaan yang bergerak di bidang pariwisata," kata Kepala Bidang Hubungan Industrial
dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Disnakertrans DIY Ariyanto Wibowo di Yogyakarta, Selasa.
Menurut Bowo, dari 29 aduan yang masuk dari lima kabupaten/kota, lima di antaranya sudah
selesai dan mencapai kesepakatan antara pihak buruh dengan manajemen perusahaan.
Selebihnya ada yang dalam proses dialog, masih dalam pemanggilan pihak terkait, serta ada
yang berlanjut ke proses penegakan hukum.
Ia mencatat ada tiga laporan pengaduan yang berlanjut ke proses penegakan hukum karena
tidak tercapai kesepakatan atau perusahaan tidak memenuhi regulasi terkait pembayaran THR.
"Penegakan hukum bisa sampai pemberian sanksi. Kami bisa merekomendasikan ke Dinas
Perizinan untuk mencabut atau membekukan izin usaha perusahaan," kata dia.
Ia menuturkan, berdasarkan keterangan sejumlah manajemen perusahaan yang diadukan, rata-
rata sedang mengalami kendala dalam pemenuhan THR.
Sebagian di antaranya, mengaku sanggup membayarkan tunjangan itu asalkan dilakukan
dengan cara dicicil. "Padahal sesuai aturan THR tidak boleh dicicil," kata dia.
Di tengah kondisi Pandemi COVID-19 seperti saat ini, ia berharap pengusaha dan buruh bisa
saling memahami. Berdasarkan Surat Edaran (SE) Menaker, besaran dan waktu pemberian THR
dapat mengacu kesepakatan antara pengusaha dengan pihak pekerja.
"Tetap menekankan pembayaran pada H-7 lebaran. Seandainya ada perusahaan yang belum
sehat karena dampak COVID-19 maka bisa diberi kelonggaran H-1 Lebaran, dengan catatan
harus menyampaikan laporan keuangan dan ada kesepakatan perusahaan dengan pekerja," kata
Bowo.
220