Page 519 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 19 OKTOBER 2020
P. 519

akan  melibatkan  berbagai  pemangku  kepentingan  sektor  ketenagakerjaan,  termasuk  serikat
              pekerja/buruh serta pengusaha.


              LUHUT PASTIKAN UU CIPTA KERJA TIDAK DIKERJAKAN BURU-BURU

              Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memastikan UU
              Cipta  Kerja  atau  Omnibus  Law  tidak  dikerjakan  buru-buru  karena  inisiasinya  bahkan  telah
              dilakukan sejak ia menjabat sebagai Menko Polhukam pada 2015.
              "Jangan dibilang buru-buru. Saya ingin mundur sedikit ya. Sejak saya Menko Polhukam, Presiden
              sudah  perintahkan  itu.  Dia  melihat,  kenapa  itu  semrawut.  Akhirnya  kita  cari  bentuknya  dan
              ketemulah apa yang disebut Omnibus ini," katanya dalam wawancara satu tahun pemerintahan
              Jokowi-Ma'ruf Amin yang ditayangkan salah satu saluran televisi swasta, Kamis malam (15/10).
              Luhut menuturkan kala itu ia mengumpulkan pakar-pakar hukum dalam inisiasi Omnibus Law.
              Namun, pembahasan baru benar-benar dikerjakan lebih lanjut setelah Pilpres 2019.

              "Jadi tidak ada yang tersembunyi. Semua terbuka, semua diajak omong. Tapi kan tidak semua
              juga bisa diajak omong. Ada keterbatasan," katanya.

              Luhut mengatakan dalam pembahasannya, tidak semua pihak pula sepakat. Ia pun mengakui
              itulah ciri demokrasi yang tidak pernah bulat. Ia juga mengakui Omnibus Law Cipta kerja tidak
              sempurna.

              Namun, ia memastikan kekurangan-kekurangan yang ada akan diatur kemudian dalam aturan
              turunan  berupa  Peraturan  Presiden  (Perpres),  Peraturan  Pemerintah  (PP)  hingga  Peraturan
              Menteri (Permen). "Kalau itu diperlukan untuk mengakomodasi kekurangan sana sini," ujarnya.

              Sebelumnya,  Menteri  Ketenagakerjaan  Ida  Fauziyah  mengatakan  tengah  mempersiapkan
              Peraturan  Pemerintah  (PP)  sebagai  turunan  dari  UU  Cipta  Kerja  klaster  ketenagakerjaan.
              Menurut Ida, aturan tersebut rencananya diselesaikan pada akhir Oktober dan penyusunannya
              akan  melibatkan  berbagai  pemangku  kepentingan  sektor  ketenagakerjaan,  termasuk  serikat
              pekerja/buruh serta pengusaha.

              Ida juga mengatakan sebelum diserahkan ke Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) untuk disahkan,
              pembahasan  rancangan  UU  Cipta  Kerja  sudah  dilakukan  dengan  partisipasi  publik  yang
              melibatkan  serikat  pekerja,  pengusaha  dan  akademisi.  "Pemerintah  menegaskan  sekali  lagi
              bahwa proses penyusunan RUU Cipta Kerja telah melibatkan partisipasi publik. Untuk klaster
              ketenagakerjaan,  Kementerian  Ketenagakerjaan  mengundang  pemangku  kepentingan
              ketenagakerjaan apakah itu serikat pekerja/buruh, pengusaha bahkan mengundang akademisi
              dari perguruan tinggi dan mendengarkan aspirasi dari International Labour Organization (ILO),"
              kata Ida.



















                                                           518
   514   515   516   517   518   519   520