Page 314 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 21 OKTOBER 2020
P. 314

Adapun  untuk  transformasi  BLK  dari  segi  substansi  pelatihan,  Budi  menjelaskan,  dilakukan
              dengan pengembangan dan penerapan teknologi digital dalam layanan bidang pelatihan kerja
              dan sertifikasi.

              "Dalam transformasi substansi pelatihan itu akan ada implementasi pelatihan teknisi di balai
              besar selain Serang," imbuhnya.

              Selain itu, kata dia, transformasi pelatihan juga dengan menyiapkan peserta pemagangan luar
              negeri agar dapat dioptimalkan di BLK.

              Tak sampai di situ saja, masih ada fokus pelatihan pada sektor prioritas manufaktur, pariwisata
              dan pertanian.

              Sementara  itu  dari  segi  sarana  dan  fasilitas,  Budi  mengatakan,  Kemnaker  fokus  pada
              pemberdayaan dan implementasi Reorientasi, Revitalisasi, Rebranding (3R).
              Budi menjelaskan transformasi yang Kemnaker dilakukan tersebut adalah untuk meningkatkan
              produktivitas di BLK Unit Pelayanaan Terpadu Perdagangan (UPTP) dan Unit Pelaksana Teknis
              Daerah (UPTD).

              "Transformasi ini juga dilakukan untuk menyiapkan Program BLK Komunitas menjadi inkubasi
              bisnis  dan  kewirausahaan  serta  fokus  pelatihan  lima  balai  besar  pelatihan  kerja  ke  arah
              peningkatan tenaga kerja profesional," kata Budi.

              Pada  kesempatan  itu,  Budi  menuturkan,  salah  satu  perubahan  paling  substansial  dari
              transformasi BLK adalah integrasi bisnis proses penempatan dan pelatihan.

              Pasalnya,  dengan  begitu  petugas  antarkerja  akan  melakukan  konseling  karir  terlebih  dahulu
              untuk menentukan tenaga kerja dapat langsung bekerja atau wirausaha "Tak hanya itu, proses
              tersebut juga memerlukan intervensi pelatihan, sertifikasi atau pelatihan wirausaha dan modal
              usaha," tuturnya.

              Budi menambahkan, pemantauan setelah lulus pelatihan pun terus dipantau melalui mekanisme
              survei  kebekerjaan  yang  telah  dilaksanakan  di  pelatihan  dengan  menggunakan  Anggaran
              Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

              Budi menjelaskan, saat ini sudah terdapat 16 provinsi yang memiliki BLK UPTP. Ini artinya, masih
              ada 18 provinsi yang belum memiliki BLK UPTP.

              Adapun  18  provinsi  yang  dimaksud  Budi,  yaitu  Riau,  Jambi,  Bengkulu,  Sumatera  Selatan,
              Lampung, Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Bali, Nusa
              Tenggara Timur (NTT).

              "Termasuk juga Provinsi Kalimantan Barat Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan
              Utara; Gorontalo, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat dan Papua," imbuhnya.

              Budi mengatakan, pengembangan BLK UPTP baru tersebut memberikan beberapa keuntungan
              bagi daerah.


              "Keuntungannya  antara  lain  pembangunan  dan  operasional  pelatihan  ditanggung  oleh
              pemerintah pusat," tuturnya.

              Tak  hanya  itu,  pengembangan  BLK  baru  juga  membantu  percepatan  pembangunan  Sumber
              Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan berkelanjutan di provinsi.

              "Dengan  adanya  berbagai  keuntungan  itu,  maka  dapat  mendorong  percepatan  peningkatan
              investasi dan ekonomi di provinsi tersebut," tuturnya.

                                                           313
   309   310   311   312   313   314   315   316   317   318   319