Page 1098 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 28 AGUSTUS 2020
P. 1098

yang dilakukan oleh Manajemen Hotel Sofitel Nusa Dua dan Motel Fairmont Sanur Beach di mana
              dalam surat PIIK tidak dicantumkan alasan mendasar kenapa para pekerja di PIIK, tetapi hanya
              mencantumkan bahwa tengah menghadapi situasi sulit.

              Parta mengungkapkan fakta ini setelah menerima aspirasi dari perwakilan pekerja yang diancam
              PHK dari Hotel Sofitel Nusa Dua dan Hotel Fairmont Sanur Beach dipimpin oleh Dewa Rai Budi
              dari Federasi Serikat Pekerja Mandiri (FSPM).

              "Ironisnya Surat PHK hanya dikirim via WhatsApp, tanpa ada pembicaraan dan alasan ini kan
              sudah  jelas  melanggar  aturan.  Ini  sewenang-wenang,  padahal  para  pekerja  sudah  bersedia
              untuk dipotong gaji, bahkan bersedia dirumahkan tanpa gaji,1' jelasnya.

              Parta mengungkapkan, ada upaya terselubung untuk mengganti pekerja permanen atau senior
              untuk digantikan dengan pekerja baru agar lebih murah saat pariwisata sudah bangkit kembali.
              Hal ini sama saja tidak menghargai prestasi pekerja yang membangun perusahaan dari nol dan
              tidak menempatkan prinsip dari hubungan industrial, bahwa pekerja adalah aset perusahaan.
              Situasi pandemi seperti sekarang seharusnya memupuk rasa kemanusiaan karena pekerja telah
              ikut serta di dalam membesarkan perusahaan, bukan sebaliknya dimanfaatkan untuk melakukan
              PHK.

              "Yang  lebih  memprihatinkan  para  pekerja  yang  di-PIIK  sepihak  ini  walaupun  belum  ada
              kesepakatan, BPJS Ketenagakerjaannya langsung di -stop, ini menyebabkan para pekerja tidak
              mendapatkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) dari pemerintah pusat, karena syarat mendapatkan
              BLT dari Kementerian Tenaga Kerja bagi pekerja yang upahnya di bawah 5 juta harus dengan
              BPJS Ketenagakerjaan harus aktif, kasihan mereka," kata Parta, prihatin.

              Di samping itu, lanjut Parta, terjadinya PHK di banyak perusahaan di Bali telah mengabaikan
              Surat Edaran Gubernur Nomor: 4 195//IV/DISNAKERESDM tentang Perlindungan Pekerja atau
              Buruh dan Keberlangsungan Usaha Dampak Covid-19.

              Untuk itu, dia meminta pemerintah pusat dan daerah yakni Gubernur, Bupati dan Wali Kota se-
              Bali  diminta  lebih  tegas  menyikapi  makin  derasnya  PHK  di  perusahaan.  "Padahal  pariwisata
              sudah mulai ada tanda-tanda kebangkitan kembali," tuturnya.  kal



































                                                          1097
   1093   1094   1095   1096   1097   1098   1099   1100   1101   1102   1103