Page 459 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 28 AGUSTUS 2020
P. 459
RUU CIPTA KERJA BISA DINILAI JADI MOMENTUM KEMBANGKAN INDUSTRI
PERTAHANAN
Jakarta - Pengamat intelijen dan keamanan, Stanislaus Riyanta, menilai, pemerintah mesti
memanfaatkan momentum Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja (RUU Ciptaker) untuk
menjalin kerja sama produksi alat utama sistem senjata (alutsista) dengan swasta. Dengan
begitu, kualitas produk meningkat.
"Harusnya seperti itu. Selama ini, kan, industri strategis atau proyek besar milik pemerintah,
yang saat ini banyak dikerjakan oleh BUMN, nantinya itu bisa dikerjakan juga oleh swasta,"
katanya saat dihubungi, Kamis (27/8/2020).
Menurutnya, industri pertahanan dalam negeri kian membaik. Namun, harus meningkat seiring
berlakunya RUU Cipta Kerja kelak.
Dicontohkannya dengan PT Pindad (Persero), perusahaan 'pelat merah' sektor industri
pertahanan, yang telah menjalin kemitraan bersama swasta, seperti Astra, dalam
mengembangkan alutsista. Yang telah terealisasi kendaraan taktis (rantis) Maung 4x4.
"Kalau produksinya ini signifikan, kan, kabarnya akan diproduksi massal untuk sipil juga. Jadi,
tentu saja akan juga meningkatkan peluang kerja," ujarnya.
"Harapannya ketika sudah bisa berjalan dengan baik, adanya RUU Ciptaker ini bisa lebih cepat
lagi, misalnya, tentang perizinan, tentang kemudahan investasi untuk pengadaan lahan, pasti
harusnya lebih cepat," sambungnya.
Menurut Stanis, pemerintah dapat meningkatkan kolaborasi dengan swasta dalam memproduksi
alutsista. "Tentu dengan berbagai syarat dan aturan yang harus tepat, apalagi industri strategis
itu, ya, harus dicek dulu, apalagi harus benar-benar riset," tambah dia.
Jika dikerjakan sendiri, Pindad bakal terkendala lantaran masa produksi diprediksi lebih lama.
"Makanya, kolaborasi ini yang harus ditingkatkan, sehingga muncul kekuatan-kekuatan baru
yang besar," tegasnya.
Selain produktivitas tinggi, kemitraan dengan swasta pun bakal menguntungkan secara kualitas,
kelancaran distribusi, dan layanan purnajual.
"Promosi juga pasti lebih bagus, misalnya, kan, pasti akan terangkat. Misal, rampur Maung
menggunakan merek ini, pasti sudah ada orang yang fanatik dengan merek itu," urainya.
Stanis mengakui, RUU Ciptaker juga bakal mendorong investor asing untuk menanamkan modal
di industri pertahanan. Karenanya, pemerintah diharapkan memprioritaskan perusahaan dalam
negeri.
"Kolaborasi (dengan industri dalam negeri) ini yang harus dijaga, misalnya, kerahasiaan negara.
Itu dijaga. Jangan sampai ketahuan sama negara lain," ucapnya.
Di sisi lain, dia mendorong pemerintah melakukan riset dan pengembangan alutsista secara
mendalam saat pandemi. Ketika pagebluk berakhir dan RUU Ciptaker disahkan, bisa langsung
diproduksi..
458