Page 912 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 28 AGUSTUS 2020
P. 912
Terkait pelaporan tersebut, Kcmenterian Luar Negeri RI masih mendalami laporan tersebut.
"Kemlu telah menerima informasi berupa video mengenai empat ABK WNI yang bekerja di kapal
ikan RRT yakni Liao Yuan Yu 103. Mereka mengaku tidak menerima gaji, jam kerja yang
berlebihan, makanan tidak memadai dan mengalami kekerasan," kata Direktur Perlindungan
Warga Negara Indone-siadan Badan Hukum Indonesia(PWNI-BHI) Kemlu RI Judha Nugraha
lewat pernyataan tertulisnya di Jakarta, Rabu.
Diamenjelaskan DirektoratPWNI-BHI Kemlu RI telah menghubungi berbagai pihak, antara lain
perusahaan penyalur tenaga kerja, berbagai kemcnterian.dan Kedutaan Besar Republik
Indonesia (KBRI) Beijing untuk mengonfirmasi laporan sehinggaPemerintahlndonesiadapat
menempuh langkah lebih lanjut untuk menyelamatkan empat ABKtcrsebut.
"Langkah-langkahpenanganan(kamitelah,red) menghubungi nomor PT RC A sebagaimana
tercantum dalam video pengaduan tersebut. Namun, hingga saat ini belum ada tanggapan," kata
Judha.
PT RCA merujuk pada PT RajaCrew Atlantik yang disebut para ABK sebagai penyalur tenaga
kerja mereka ke kapal berbendera Tiongkok, Liao Yuan Yu 103.
Kementerian LuarNegerijugatelah berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan dan Ke-
menterian Ketenagakerjaan yang mengeluarkan izin penempatan ABK keluarnegeri.
"Didapat informasi bahwa PT RC A tidak ter-daftarbaikdi Kemenakermaupun Kemcnhub,"
terangJudha.
Dalam unggahan di media sosial Instagram @indonesia. militer pada Selasa malam (25/8), tiga
orang pria lewat dua video berbeda melaporkan bahwa merekadiperlakukan dengan tidak
manusiawi saat bekerja di kapal China.
"Segera kami dipulangkan dari kapal ini. Kami disiksa.dipukul, ditendang," katasalah satu pria,
diduga ABK Indonesiayangbekerjadi Kapal Liao Yuan Yu 103.
"Dada kami dipukul pak. perut kami ditendangi pak, jam tidur hanya 4-5 jam, jam kerja 20 jam
lebih, kami kurang tidur, makan gak tenang," kata seorangpria lainnya.
Lewat unggahan yang sama, pengunggahjuga menyiarkan fotokapal serta fotoselembarkertas
berisi testimoni para ABK dan informasi nomor telepon tiga tenaga penyalur, nama dan alamat
empat ABK Indonesiayangdidugajadi korban penyiksaan. Sejauh ini. otoritas terkait belum dapat
mengonfirmasi kebenaran alamatdan identitas para ABK tersebut.
Walaupun demikian, Judha menjelaskan pihak-nyatelahberkoordinasidenganKBRIBeijinguntuk
meminta keterangan Pemerintah Tiongkok mengenai pemilik kapal. "Berdasarkan data IMO
(Organisasi Maritim Internasional, red), Liao Yuan Yu 103 dimiliki oleh Liaoning Kimliner Ocean
di Dalian,Liaoning Tiongkok,"sebut Judha.
Selain itu, kata Judha, Pemerintah Indonesia juga masih berupaya menghubungi pengunggah
video dan foto tersebut untuk mendapatkan informasi lebihdetail.(Ant)
911

