Page 945 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 28 AGUSTUS 2020
P. 945

Rencananya  setiap  pekan  akan  diserahkan  minimal  2,5  juta  data  calon  penerima  dari  BPJ  S
              Ketenagakerjaan ke Kemnaker, yang kemudian akan melakukan pemeriksaan kesesuaian data
              lagi.

              Menaker Ida berharap bantuan tersebut dapat membantu para pekerja yang pendapatannya
              terdampak akibat COVID-19. Program itu melengkapi program jaring pengaman sosial lain yang
              sudah dijalankan pemerintah untuk mengatasi dampak pandemi, seperti bantuan sosial oleh Ke-
              menterian Sosial dan Kartu Prakerja.

              "Mudah-mudahan  bisa  membantu  saudara-saudara  kita  pekerja  yang  hari-hari  ini  terasa
              dampaknya sungguh luar biasa," ujar Ida.

              Subsidi Gaji Pekrja Dinilai Kurang Tepat

              Sementara itu, bantuan langsung tunai (BLT) sebesar Rp 600 ribu atau Rp 1,2 juta (Dua Tahap)
              untuk karyawan swasta yang berpenghasilan di bawah Rp 5 juta dinilai kurang tepat.

              "Seharusnya yang pas basisnya tidak Rp 5 juta, sebab masyarakat berpenghasilan Rp 4 juta saja
              relatif lebih bagus kehidupannya. Kalau memang betul-betul mau diberikan full Rp 600 ribu,
              bukan  gaji  di  bawah  Rp  5  juta,  tapi  di  bawah  Rp  3  juta,"  kata  Pakar  Ekonomi  Universitas
              Bengkulu, Prof Dr Kamaludin MM, kemarin (26/8)

              Menurutnya,  kehidupan  masyarakat  berpenghasilan  Rp  4  juta  dengan  Rp  2  juta  memiliki
              perbedaan yang cukup jauh. Kalau di bawah Rp 5 juta, orang dengan penghasilan Rp 4,9 juta
              masih bisa mendapatkan BLT tersebut. Penjaga-penjaga di mal itu penghasilannya hanya Rp 2
              juta, tentu berbeda kehidupannya dengan yang berpenghasilan Rp 5 juta.

              "Ini soal ketepatan stimulus. Mereka yang berpenghasilan Rp 2 juta sangat layak mendapatkan
              stimulus, tapi yang berpenghasilan Rp 4,9 juta jadi kurang tepat. Sehingga basisnya jangan Rp
              5 juta," ujar Kamaludin.

              Namun  demikian,  dia  tetap  memberi  apresiasi  kepada  pemerintah  yang  terus  berusaha
              meningkatkan  konsumsi  masyarakat.  Hanya,  diperlukan  implementasi  yang  lebih  tepat  agar
              benar-benar menjadi stimulus ekonomi. Apalagi di daerah, perlu stimulus yang tepat sasaran
              agar benar-benar menumbuhkan perekonomian.

              "Peningkatan konsumsi masyarakat memang bisa membantu pemulihan ekonomi lebih cepat,
              tapi kebijakan ini harus tepat sasaran dan betul-betul menumbuhkan konsumsi," tutupnya.
              Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Provinsi Bengkulu, Muhammad Basri mengatakan,
              pemerintah dan pelaku usaha memang harus bahu-membahu membangun ekonomi kembali.
              Tidak  bisa  hanya  mengandalkan  pemerintah  maupun  pengusaha.  Meski  begitu,  ia  mengaku,
              seluruh  stimulus  yang  diberikan  pemerintah  pusat  penerapannya  belum  terlalu  maksimal  di
              daerah. "Sebenarnya dari sisi kebijakannya sudah baik, hanya saja penerapannya yang belum
              maksimal," katanya.

              Ia mengaku, salah satu contoh penerapan stimulus yang tidakberjalan maksimal di daerah yaitu
              subsidi bunga. Bahkan hingga saat ini belum sampai Rp 10 miliar yang memanfaatkan subsidi
              bunga.  Padahal  itu  sangat  dibutuhkan  masyarakat  khususnya  pelaku  usaha.  "Kita  berharap
              stimulus subsidi gaji nantinya bisa maksimal diterapkan di daerah, jangan sampai gagal seperti
              pemberian subsidi bunga," tutupnya. (999/JPG)









                                                           944
   940   941   942   943   944   945   946   947   948   949   950