Page 118 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 15 DESEMBER 2020
P. 118

PEMERINTAH SALURKAN BSU TERMIN II KE 11 JUTA PEKERJA

              Jakarta - Pemerintah melalui Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional
              (KPCPEN) kembali menyalurkan Bantuan Subsidi Upah (BSU) dengan anggaran yang dikelola
              Kementerian Ketenagakerjaan pada awal Desember 2020.

              Penerima manfaat BSU ini mencapai 12,4 juta jiwa dengan total anggaran yang direalisasikan
              Rp29,7 triliun.

              Pada termin I periode September-Oktober 2020 telah terealisasi sebanyak 98,8 persen. Artinya
              sudah 12,2 juta orang yang bantuannya sudah terealisasikan. Sekarang, BSU telah mencapai
              tahap V termin II periode November-Desember 2020 yang sudah terealisasi ke 11 juta penerima
              manfaat atau 90 persen.

              Staf Khusus Kementerian Ketenagakerjaan Reza Hafiz menyebut bantuan ini bertujuan untuk
              meringankan  beban  ekonomi  para  pekerja  sekaligus  membantu  menggerakkan  roda
              perekonomian nasional lewat menjaga daya beli masyarakat yang terdampak pandemi COVID-
              19.

              "BSU ini merupakan upaya pemerintah untuk menjaga daya beli dan konsumsi para pekerja atau
              buruh yang terdampak COVID-19. Pekerja yang menerima upah dan sudah didaftarkan oleh
              perusahaannya merupakan para pekerja yang terdaftar sebagai anggota BPJS Ketenagakerjaan,"
              ujar Reza dalam Dialog Produktif dengan tema "Sudah Sampai Mana Implementasi BSU?" yang
              diselenggarakan KPCPEN, Kamis (10/12).

              Kementerian Ketenagakerjaan, lanjut Reza, telah memvalidasi kriteria penerima manfaat BSU ini
              secara teliti dan sahih karena basis datanya adalah BPJS Ketenagakerjaan.

              "Kriteria penerima manfaat BSU ini yaitu pekerja anggota aktif jaminan sosial yang dibuktikan
              dengan kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan sampai Juni 2020, dan memiliki upah/gaji di bawah
              Rp5 juta. Selain itu kita menjaga agar prosesnya langsung diterima penerima manfaat, sehingga
              BSU ini ditransfer langsung ke rekening yang bersangkutan," terang Reza Hafiz.

              Tak  sampai  di  situ,  demi  menjaga  transparansi,  Kementerian  Ketenagakerjaan  telah
              menyampaikan pembaruan data penerima tiap minggunya.

              "Basis  datanya  berdasarkan  laporan  bank.  Jadi  misalnya  bank  penyalur  dalam  satu  minggu
              menyalurkan 1 juta data penerima manfaat, kita dapat datanya setelah selesai penyalurannya,"
              paparnya.

              Selain itu upaya-upaya transparansi terus dilakukan melalui proses pengawasan. Realisasi BSU
              ini telah diawasi Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

              "Data penerima manfaat BSU ini tidak kita ubah. Datanya sama seperti yang kami terima dari
              BPJS Ketenagakerjaan", tegas Reza Hafiz.

              Kementerian  Ketenagakerjaan  mengharapkan  BSU  terus  berlanjut  hingga  tahun  depan,
              mengingat manfaatnya sangat besar dalam menjaga stabilitas perekonomian.

              "Tapi kebijakan ini mengikuti keputusan dari KPCPEN, karena ini merupakan diskusi di tingkat
              Menteri, juga melihat kondisi ekonomi di tahun depan yang akan berimplikasi pada rancangan
              kebijakan dan anggaran. Kementerian Ketenagakerjaan bersiap sebagai pelaksana teknis," tutup
              Reza Hafiz.

              (fef)


                                                           117
   113   114   115   116   117   118   119   120   121   122   123