Page 107 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 31 AGUSTUS 2020
P. 107

Menurut  data  yang  dihimpun  Kemnaker,  dengan  bantuan  dari  rekan-rekan  Disnaker  Pemda,
              hingga  31  Juli  2020  menunjukkan  secara  total  baik  pekerja  formal  maupun  informal  yang
              terdampak COVID-19 di Provinsi Jawa Barat mencapai lebih dari 342.772 orang pekerja.

              "Tentu dengan kondisi dan tantangan ketenagakerjaan di Provinsi Jawa Barat ini perlu untuk
              segera  ditindaklanjuti  sesegera  mungkin  agar  kita  bisa  tekan  laju  dampak  Covid-19  ini
              kedepannya," kata Menaker Ida saat memberikan arahan konkrit pemulihan ekonomi nasional
              di bidang ketenagakerjaan di hadapan Kadisnaker Kab/Kota seluruh Jawa Barat, di Bandung,
              Minggubeberapa waktu lalu.

              Hingga  31  Juli  2020  menunjukkan  secara  total  baik  pekerja  formal  maupun  informal  yang
              terdampak COVID-19 mencapai lebih dari 3,5 juta orang secara nasional.

              Sedangkan dari data yang sudah di cleansing kemnaker dengan BPJS Ketenagakerjaan mencapai
              2.146.667 orang yang terdata  by name by address  .

              Data  yang  sudah  cleansing  tersebut  terdiri  dari  pekerja  formal  yang  dirumahkan  mencapai
              1.132.117 orang, sementara pekerja formal yang di-PHK mencapai 383.645 orang. Sedangkan
              pekerja sektor informal yang terdampak mencapai 630.905 orang.

              Menurut Menaker Ida, sesuai dengan arahan Presiden Jokowi terkait mitigasi dampak pandemi
              di bidang ketenagakerjaan, Pemerintah melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional berupaya
              meringankan beban pekerja ter-PHK melalui berbagai stimulus, termasuk menyalurkan berbagai
              bantuan sosial bagi para korban PHK, kartu prakerja serta masifikasi program padat karya dan
              kewirausahaan untuk penyerapan tenaga kerja yang terdampak pandemi.

              Bahkan kata Menaker Ida, pemerintah akan memberikan stimulus berupa subsidi upah kepada
              para pekerja peserta aktif BPJS Ketenagakerjaan yang penghasilannya dibawah 5 juta rupiah.

              "Subsidi upah diberikan sebesar Rp 600 ribu per bulan selama empat bulan dan akan diberikan
              per dua bulan sekali. Artinya, satu kali pencairan, pekerja akan menerima uang subsidi sebesar
              Rp1,2 juta," ungkap Ida.

              Menurutnya,  dengan  adanya  stimulus  seperti  ini,  maka  daya  beli  masyarakat  akan  mulai
              meningkat  sehingga  akan  berdampak  pada  pertumbuhan  positif  perekonomian  Indonesia  di
              kuartal III dan IV kedepannya.

              "Saya mengajak kepada Bapak/Ibu Kadisnaker Kab/Kota untuk bersama sama gotong royong
              dan  menjaga  soliditas  moral  sosial  guna  serius  dalam  penanganan  dan  pemulihan  di  sektor
              ketenagakerjaan yang ada di Jawa Barat," ungkap Ida.

              Sementara itu ditemui di tempat yang sama, Kadisnaker Provinsi Jawa Barat Rachmat Taufik
              Garsadi mengungkapkan, kondisi ketenagakerjaan yang ada di Jawa Barat saat ini tingkat angka
              pengangguran terbuka di Jawa Barat masih cukup tinggi. Tambah lagi, masih tingginya angka
              disparitas UMK di tingkat Kab/Kota, yang berdampak pada minimnya produktivitas dan daya
              saing keterampilan yang ada di Jawa Barat.

              "Tentu Kami di provinsi meminta bantuan arahan dari pusat dan Bu Menteri agar sarana dan
              prasarana pelatihan di Jawa Barat dan permasalahan lainnya dapat diatasi dengan baik," ungkap
              Taufik.

              (*).





                                                           106
   102   103   104   105   106   107   108   109   110   111   112