Page 366 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 31 AGUSTUS 2020
P. 366

Pemerintah  pun  telah  melakukan  berbagai  kajian  dan  menghimpun  masukan  dari  berbagai
              stakeholders untuk memetakan kekuatan peluang tantangan dan hambatan guna mencapai visi
              tersebut.

              Persoalaanya  tidak  mudah.  Tercatat  masih  ada  beberapa  tantangan  yang  dihadapi  oleh
              Pemerintah  Indonesia  untuk  mencapai  visi  Indonesia  menjadi  negara  maju  dan  sejahtera.
              Tantangan dihadapi antara lain pertumbuhan ekonomi yang masih rendah, angka pengangguran
              masih tinggi, dan perlunya pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas.

              Selain itu, perkembangan ekonomi digital dan tren teknologi juga dibutuhkan untuk mengubah
              landscape bisnis ke depan, sehingga mempengaruhi peta kebutuhan tenaga kerja dan perubahan
              pola hubungan kerja yang semakin dinamis dan fleksibel. Perlunya meningkatkan daya saing
              investasi melalui kemudahan berusaha. Lalu, penataan regulasi yang tumpang tindih sehingga
              mempengaruhi  kecepatan  dalam  menangkap  peluang  investasi  untuk  penciptaan  lapangan
              pekerjaan dan pengembangan UMKM.

              "Berdasarkan pemetaan peluang dan tantangan tersebut selanjutnya melalui metode Omnibus
              Law  maka  dibentuk  RUU  Cipta  kerja  yang  mengambil  beberapa  ketentuan  dari  79  undang-
              undang  sektoral  dan  1.245  pasal  untuk  diatur  dalam  satu  induk  undang-undang.  Dengan
              demikian  RUU Cipta Kerja  diharapkan dapat menghadirkan perubahan struktur ekonomi yang
              mampu menggerakkan semua sektor sehingga dapat meningkatkan investasi dan menciptakan
              lapangan kerja yang berkualitas," jelas dia dalam webinar di Jakarta, Jumat (28/8/2020).
              Menaker Ida mengatakan,  RUU Cipta Kerja  untuk disahkan menjadi undang-undang justru
              semakin  terasa  urgensinya  ketika  Indonesia  dihadapkan  pada  persoalan  pandemi  Covid-19.
              Pandemi  sendiri  tidak  hanya  berdampak  pada  aspek  kesehatan  masyarakat,  namun  juga
              terhadap masalah ekonomi dan sosial.

              "Antara lain kita bisa melihat turunnya pertumbuhan ekonomi kita kuartal kedua pertumbuhan
              ekonomi  kita  minus  terhambatnya  produksi  dan  pemasaran  hasil  produksi  akibat  kebijakan
              pembatasan  sosial  yang  berskala  besar  ada  beberapa  negara  yang  melakukan  lockdown.
              Kemudian yang ketiga menurunnya jumlah perusahaan yang mampu melangsungkan usaha dan
              memenuhi hak pekerja atau buruh, meningkatnya jumlah pekerja atau buruh yang di rumah kan
              atau bahkan mengalami PHK kemudian ini ternyata dampaknya pada sektor UMKM kita juga luar
              biasa terhambat aktivitas ekonomi," jelas dia.

              " di Liputan6 Pagi SCTV setiap Senin pukul 05.30 WIB, mulai 10 Agustus 2020  Berdasarkan data
              yang telah dihimpun hingga 31 Juli 2020 pandemi Covid-19 telah mengakibatkan lebih dari 3,5
              juta orang secara total baik pekerja formal maupun informal yang terdampak. Dari data yang
              sudah di cleansing oleh BPJS Ketenagakerjaan mencapai 2,1 juta orang yang terdata by name
              by address.

              "Pekerja formal yang dirumahkan mencapai 1,1 juta sementara yang di PHK mencapai 380.000
              orang. Sementara itu yang terdampak ini yang terdapat di Kemenaker di luar agar tentu ada di
              beberapa Kementerian lain ada 630.000 orang, selain itu juga ada 34.000 calon pekerja migran
              yang gagal berangkat dan terpaksa dipulangkan," jelas dia.

              Atas kondisi tersebut kehadiran Undang-Undang Cipta kerja diharapkan dapat menjadi landasan
              konstitusional  negeri  dan  menciptakan  lapangan  kerja  pasca  pasca  pandemi.  Sehingga
              mendorong peluang lapangan pekerjaan baru dan menekan tingkat pengangguran di Tanah Air.

              Dwi Aditya Putra  Merdeka.com.




                                                           365
   361   362   363   364   365   366   367   368   369   370   371