Page 492 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 31 AGUSTUS 2020
P. 492

BERTEMU KETUA MPR RI, AKTIVIS BURUH SAMPAIKAN ASPIRASI TERKAIT RUU
              CIPTA KERJA
              ,  JAKARTA  - Aktivis buruh yang merupakan perwakilan Tim Teknis RUU Cipta Kerja (Ciptaker)
              bertemu Ketua MPR RI Bambang Soesatyo pada Rabu (26/8) lalu.

              Mereka terdiri dari 4 konfederasi Serikat Buruh yaitu KSPSI, KSBSI, KSPN, KSARBUMUSI dan 2
              Federasi Serikat pekerja Perkebunan Nusantara dan Perkayuan dan Kehutanan Indonesia yang
              bergabung mewakili 39 Federasi terbesar organisasi serikat pekerja buruh.

              Dalam kesempatan tersebut, perwakilan buruh menyampaikan kepada Ketua MPR RI agar hak-
              hak  pekerja  buruh  tetap  diperhatikan  sesuai  semangat  UU  Nomor  13  Tahun  2003  tentang
              Ketenagakerjaan. Selain itu, pembahasan RUU Cipta Kerja diharapkan dapat berlangsung secara
              terbuka di Badan Legislasi DPR RI.

              "Setelah kami mendatangi pimpinan DPR RI, maka giliran kami bertemu temui Mas Bambang
              Ketua  MPR  RI.  Kami  tetap  membangun  dialog  sosial  dengan  semangat  membawa  aspirasi
              kawan-kawan buruh agar menjadi perhatian saat pembahasannya di parlemen," kata anggota
              Tim Teknis Tripartit RUU Ciptaker Klaster Ketenagakerjaan mewakili unsur Buruh, Arnod Sihite
              dalam keterangan persnya, Jumat (28/8).

              Lebih  lanjut,  Wasekjend  DPP  KSPSI  pimpinan  Yorrys  Raweyai  itu  mengatakan  aspirasi
              kepentingan buruh yang perlu menjadi perhatian dalam pembahasan RUU Ciptaker misalnya isu
              upah, Outsourcing, dan PHK (pemutusan hubungan kerja), pasangon agar tetap dipertahankan.
              Semangatnya harus sesuai dengan UU Nomro 13 Tahun 2003 atau lebih baik dari situ," tegas
              Arnod.

              Selain itu, dia juga meminta kepada DPR RI agar kualitas tenaga kerja Indonesia dapat terus
              ditingkatkan termasuk melalui kebijakan anggaran pelatihan sehingga angkatan kerja Indonesia
              dapat terserap dengan baik di pasar kerja.
              Menurut anggota LKS Tripartitnas tersebut, dengan keahlian yang dimiliki pekerja buruh akan
              memiliki daya saing sehingga dapat lebih produktif dan tentu saja berdampak bukan saja pada
              peningkatan kualitas diri dan kerja tetapi juga ikut memberi kontribusi pada upaya penyehatan
              dunia usaha.
              Sampai saat ini, kata dia, terdapat 70 persen pekerja buruh Indonesia dengan tingkat pendidikan
              SD dan SMP yang bekerja di sektor padat karya dan pekerja sektor informal. "Ini menjadi catatan
              kami yang harus diberi perhatian dalam pembahasan RUU Ciptaker," katanya.

              Dia  dan  segenap  aktivis  buruh  juga  berharap  agar  Indonesia  bisa  segera  keluar  dari  krisis
              kesehatan terkait pendemi Covid-19 dan krisis ekonomi karena terjadi pelambatan di berbagai
              sektor.

              Arnod  berharap  kehadiran  RUU  Ciptaker  dapat  berpihak  kepentingan  pekerja  buruh  dan
              kepentingan nasional pada umumnya yakni mempercepat bangsa ini keluar dari krisis-krisis yang
              dihadapi saat ini.

              "Kami  ingin  agar  dunia  usaha  bisa  bergerak  lebih  baik  lagi  dan  itu  tentu  salah  satu  faktor
              pentingnya adalah hadirnya RUU Ciptaker yang bukan saja mengakomodasi kepentingan buruh
              tetapi juga memberi kenyamanan dan kepastian pada para pelaku usaha," ujar Ketua Umum FSP
              PPMI SPSI tersebut.

              (fri/jpnn).




                                                           491
   487   488   489   490   491   492   493   494   495   496   497