Page 140 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 19 April 2021
P. 140

Lebih  lanjut,  LaNyalla  mendorong  integrasi  data  BPJS  Ketenagakerjaan  dengan  seluruh
              pemangku kepentingan, agar program JKP berjalan tepat sasaran. Kemudian, pemerintah bisa
              menggencarkan  sosialisasi  kepada  seluruh  lapisan  masyarakat  agar  program  tersebut  dapat
              diketahui secara luas.

              "Para penerima manfaat program ini juga harus aktif mengakses informasi. Dengan begitu, para
              pekerja  yang  mendapat  manfaat  dari  program tersebut  dapat  berwirausaha  atau  melakukan
              kegiatan ekonomi lainnya," tutur Ketua Dewan Kehormatan Kamar Dagang dan Industri (Kadin)
              Jatim ini.

              Diketahui, JKP merupakan program baru yang diatur dalam Undang-Undang (UU) Nomor 11
              Tahun  2020  tentang  Cipta  Kerja.  Program  tersebut  akan  diatur  dalam Rancangan  Peraturan
              Pemerintah (RPP) sebagai aturan turunan.

              JKP  akan  menjadi  tanggungan  pemerintah  dengan  membayarkan  iuran  ke  BPJS
              Ketenagakerjaan. Nantinya, peserta akan mendapatkan manfaat selama 6 bulan jika terkena
              PHK.

              Besaran manfaat yang akan diterima sebesar 45 persen dari upah selama 3 bulan, dan 25 persen
              pada bulan berikutnya. Implementasi JKP, pemerintah telah mengalokasikan modal awal sebesar
              Rp 6 triliun dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2021. BONI
              caption :

              AA LaNyalla Mahmud Mattalitti
















































                                                           139
   135   136   137   138   139   140   141   142   143   144   145