Page 18 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 18 MEI 2020
P. 18

Apabila diurai lebih lanjut, untuk wilayah DIY, kelompok komoditas makanan (food)
               terdiri dari padi-padian (3,81%), telur dan susu (2,80%), buah-buahan (2,48%),
               sayur-sayuran (2,46%), daging (1,84%), ikan/udang/cumi/kerang (1,67%), kacang-
               kacangan (0,89%), bahan minuman (0,86%), minyak dan kelapa (0,86%),
               makanan dan minuman jadi (0,67%), rokok (0,67%), bumbu-bumbuan (0,61%),
               umbi-umbian (0,31%), dan konsumsi lainnya (0,67%). Sedangkan kelompok
               komoditas bukan makanan (non-food) terdiri dari perumahan dan fasilitas rumah
               tangga (25,75%), aneka komoditas dan jasa (16,70%), komoditas tahan lama
               (7,95%), pajak, pungutan, dan asuransi (3,50%), keperluan pesta dan
               upacara/kenduri (2,69%), dan pakaian, alas kaki, dan tutup kepala (2,62%).

               Konsumsi Rumah Tangga Tahun 2020


               Pola konsumsi rumah tangga berubah cukup drastis di Tahun 2020 ini. Konsumsi
               rumah tangga nasional pada kuartal I Tahun 2020 hanya tumbuh 2,84%.
               Sementara di tahun sebelumnya tumbuh 5,02%. Untuk wilayah DIY juga terjadi
               perlambatan pertumbuhan konsumsi rumah tangga. Pertumbuhannya di kuartal I
               Tahun 2020 hanya sebesar 2,54%, padahal di periode yang sama Tahun 2019
               pertumbuhannya mencapai 5,01%. Hal ini tidak terlepas dari adanya pembatasan
               interaksi akibat pandemi Covid-19 seperti kebijakan penutupan sekolah untuk
               sementara waktu dan kebijakan bekerja dari rumah (work from home). Tahun ini
               masyarakat Indonesia diperkirakan akan memfokuskan pengeluaran pada bahan
               kebutuhan pokok (primer). Sementara, pengeluaran yang sifatnya tidak prioritas
               (sekunder dan tersier) akan menurun.

               Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia menyampaikan pertumbuhan
               konsumsi rumah tangga nasional untuk kuartal II Tahun 2020 bisa negatif antara -
               1,1% sampai dengan -2,7% apabila Covid-19 tidak ditangani dengan baik.
               Penurunan terjadi terlebih dengan diterapkannya Pembatasan Sosial Berskala Besar
               (PSBB) serta banyaknya pemutusan hubungan kerja (PHK) bagi karyawan. Data
               Kementerian Ketenagakerjaan hingga 12 Mei 2020, jumlah tenaga kerja yang
               dirumahkan maupun terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) secara nasional
               mencapai 1.722.958 orang. Semetara untuk wilayah DIY, berdasarkan data Dinas
               Tenaga Kerja dan Transmigrasi pada 6 April 2020 jumlah pekerja yang di PHK
               mencapai 14.529 orang.


               Covid-19 membawa dampak terhadap konsumsi rumah tangga, tak terkecuali DIY.
               Pola konsumsi berubah dan bergerak melambat karena turunnya mobilitas dan
               melemahnya daya beli masyarakat. Hal ini kemudian juga mempengaruhi
               pergerakan inflasi. Inflasi saat bulan suci Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri tahun
               ini menunjukkan perilaku yang tidak biasa. Menurut pola historis, umumnya inflasi
               akan meningkat saat menjelang ramadhan hingga idul fitri karena permintaan
               masyarakat meningkat. Namun saat ini inflasi masih terkendali dan diperkirakan
               berada di kisaran 2% sampai 4% secara keseluruhan untuk Tahun 2020.










                                                       Page 17 of 191.
   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23