Page 724 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 3 MEI 2021
P. 724

GELAR UNJUK RASA PERINGATI MAY DAY 2021, INI 2 TUNTUTAN BURUH KE
              PEMERINTAH
              Jakarta  -  Sebanyak  50  ribu  buruh  akan  menggelar  aksi  unjuk  rasa  pada  hari    buruh
              internasional,    May  Day    ,  hari  ini,  Sabtu  (1/5/2021).  Ada  dua  tuntutan  utama  yang  akan
              disampaikan dalam unjuk rasa tersebut.

              Pertama,  menuntut  pembatalan    UU  Cipta  Kerja    (omnibus  law).  Kedua,  meminta  agar
              diberlakukan Upah Minimum Sektoral (UMSK) 2021.

              Aksi ini merupakan bagian dari aksi serentak nasional yang diselenggarakan Konfederasi Serikat
              Pekerja Indonesia (KSPI) di 24 provinsi, 200 kab/kota dan lebih dari 3.000 pabrik. Selain itu,
              mahasiswa juga akan ikut dalam demonstrasi ini.

              Dalam  unjuk rasa  hari ini akan dilakukan teatrikal "kuburan massal korban-korban omnibus
              law," sebagai simbol sudah banyaknya korban yang berjatuhan akibat penerapan beleid sapu
              jagad tersebut.

              Sebelumnya, Presiden KSPI, Said Iqbal, mengatakan saat ini KSPI sedang melakukan uji formil
              dan uji materiil terhadap omnibus law  UU Cipta Kerja  . Berkaitan dengan itu, kaum buruh
              meminta kepada Mahkamah Konstitusi untuk mendengarkan apa yang disampaikan buruh dalam
              aksi  May Day  .

              "Bagi kami,  UU Cipta Kerja  menghilangkan kepastian kerja (job security), kepastian pendapatan
              (income security), dan jaminan sosial (social security)," kata Said Iqbal dalam keterangannya
              dikutip pada Sabtu (1/5/2021).

              Terkait dengan tidak adanya kepastian kerja, hal ini tercermin dari dibebaskannya penggunaan
              outsourcing  untuk  semua  jenis  pekerjaan.  Sehingga,  katanya,  bisa  saja  seluruh  buruh  yang
              dipekerjakan oleh pengusaha adalah  buruh  outsourcing.

              Begitu  pun  dengan    buruh    kontrak,  yang  saat  ini  tidak  ada  lagi  batasan  periode  kontrak.
              Sehingga buruh bisa dikontrak berulang-ulang hingga puluhan kali.

              Berkenaan dengan tidak adanya kepastian pendapatan, hal ini terlihat dari dihilangkannya upah
              minimum  sektoral.  "Hilangnya  kepastian  pendapatan  itu  terlihat,  bahwa  di  dalam  UU
              Ketenagakerjaan Upah Minimum terdiri dari UMP, UMSP, UMK, UMSK Kenaikan Upah Minimum
              berdasarkan hasil KHL (UU 13/2003) dan atau inflasi plus pertumbuhan ekonomi (PP 78/2015).
              Tetapi di dalam UU Cipta Kerja, UMK bersyarat, UMSK dan UMSP hilang, serta kenaikan Upah
              Minimum hanya berdasarkan inflasi atau pertumbuhan ekonomi saja," jelas Said Iqbal.

              "Terlebih  di  dalam  UU  Cipta  Kerja,  katanya,  untuk  UMK  penetapannya  menggunakan  frasa
              'dapat'. "Artinya, UMK bisa ditetapkan dan bisa juga tidak. Sedangkan yang wajib ditetapkan
              adalah UMP," lanjutnya.

              Said  Iqbal  memberi  contoh,  UMP  Jawa  Barat  2021  sebesar  Rp  1,81  juta.  Sedangkan  Upah
              Minimum Kabupaten Bekasi sebesar Rp 4,79 juta. Jika yang ditetapkan hanya UMP, sedangkan
              UMK Bekasi tidak ditetapkan, maka bisa saja ke depan buruh yang baru bekerja di Bekasi disebut
              hanya mendapatkan upah Rp 1,81 juta.

              Oleh karena itu, kaum buruh menuntut agar UMK diberlakukan tanpa syarat dan UMSK tidak
              dihilangkan.  Di  samping  itu,  kenaikan  upah  minimum  harus  berdasarkan  inflasi  plus
              pertumbuhan ekonomi, dan setiap 5 tahun sekali KHL ditinjau ulang.

              "Upah Minimum di Indonesia paling tinggi di ASEAN adalah tidak benar, karena UMK di Indonesia
              diatur secara Regional di mana tiap Kota/Kab beda UMK nya. Terbesar (Jabodetabek) di kisaran
                                                           723
   719   720   721   722   723   724   725   726   727   728   729