Page 59 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 18 SEPTEMBER 2020
P. 59
EDUKASI HUKUM LINDUNGI PEKERJA MIGRAN
PARA pekerja migran Indonesia (PMI) rentan menghadapi ketidakadilan saat harus
berurusan hukum di negeri orang. Mereka memerlukan pembekalan atau edukasi
tentang hukum yang berlaku di negara tujuan tempat mereka bekerja nantinya.
"Pembekalan tentang hukum-hukum yang berlaku di negara tujuan amat penting
diberikan kepada para pekerja migran yang akan berangkat bekerja." ujar Direktur
Eksekutif Migrant Care Anis Hidayah dalam acara Hot Room yang disiarkan Metro tv,
selasa (15/9) malam.
Anis menuturkan, dengan edukasi hukum yang baik, para calon tenaga kerja juga akan
terhindar dari potensi penyelundupan/perbudakan manusia (human trafficking) yang
marak terjadi. "Mendidik calon pekerja migran harus dimulai di titik awal saat ia
berangkat dari desa," lanjutnya.
Kuasa Usaha Ad Interim KBRI Singapura Didik Eko Pujianto mengungkapkan, sepanjang
2020, pemerintah Indonesia telah mengelontorkan anggaran sebanyak Rp450 juta untuk
membantu pekerja migran yang berhadapan dengan hukum di Singapura.
Didik menegaskan, setiap pekerja migran asal Indonesia ataupun warga negara
Indonesia (WNI) lainnya yang mengalami masalah hukum ketika berada di luar negeri
dapat meminta bantuan langsung kepada kementerian luar negeri hingga lembaga
setempat.
"Kami melakukan pendampingan hingga kasus selesai. Di banyak negara perbedaan
undang-undang, sistem, agama, tingkat kesulitan untuk lakukan pendampingan secara
penuh berbeda-beda," jelas Didik.
Pada Jumat (4/9), pekerja migran Indonesia, Parti Liyani, 46, terbebas dari hukuman
penjara 2 tahun di Singapura setelah hakim Pengadilan Tinggi Singapura memutus bebas
Parti atas tuduhan pencurian oleh mantan majikannya, Liew Mun Leong. Hakim Chan
Seng Onn menyatakan Parti tidak bersalah dan bebas dari tuntutan yang dituduhkan.
Parti bekerja untuk Liew sekitar 9 tahun sampai dipecat pada 28 Oktober 2016. Ia
didakwa mencuri harta milik majikannya kurang lebih satu setengah tahun lalu.
Liew Mun Leong yang menjabat di Grup Bandara Changi Singapura menyebut barang
curian itu senilai S$34 ribu (sekitar Rp370 juta). Kemudian, pada Maret tahun lalu, hakim
wilayah memvonis Parti bersalah atas 4 tuntutan pencurian dengan hukuman 2 tahun
penjara.
Parti dan pengacaranya, Anil Balchandani, mengajukan banding. Hakim Pengadilan
Tinggi Singapura akhirnya membebaskan Parti dari segala tuduhan.
Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia Benny Rhamadani meminta negara
serius memberikan perlindungan kepada pekerja migran Indonesia. Salah satunya
dengan memerangi segala bentuk sindikat pengiriman tenaga kerja ilegal. (Uta/P-2)
Caption :
58