Page 190 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 23 JUNI 2020
P. 190

GELOMBANG PHK DIPREDIKSI AKAN MAKIN MASIF DI KUARTAL II 2020 KARENA
              PANDEMI COVID-19

              TRIBUN-BALI.COM, JAKARTA -  Pandemi virus Corona atau  Covid-19  diperkirakan akan masih
              berimbas ke banyak sektor.

              Tak terkecuali sektor riil sebagai ekses tekanan terhadap bidang ekonomi.
              Salah  satu  imbasnya  adalah  tren  pemutusan  hubungan  kerja  (PHK)  karyawan  di  sejumlah
              perusahaan yang diperkirakan akan makin meningkat.

              Pengamat Kebijakan Publik dan Ekonomi UI Harriyadin Mahardika menilai, rasionalisasi sumber
              daya manusia (SDM) di berbagai perusahaan akan menjadi keniscayaan karena banyak sektor
              usaha yang mengalami penurunan permintaan akibat meluasnya pandemi Covid-19.

              "PHK jadi pilihan sulit yang tidak bisa dihindari lagi. Tentunya perusahaan akan fokus pada
              keberlangsungan  bisnis  jangka  panjang  dan  efisiensi    SDM    ini  pilihan  paling  logis,"  kata
              Mahardika di Jakarta, Minggu (21/6/2020).


              Menteri Tenaga Kerja Ida Fauziyah mengutip data Kemenaker menyatakan, hingga 27 Mei 2020,
              sektor  formal  yang  dirumahkan  mencapai  1.058.284  pekerja  dan  sebanyak  380.221  orang
              pekerja mengalami  PHK  .

              Menteri  Ida  menyatakan,  sejumlah  sektor  industri  tidak  lagi  operasi,  sehingga  banyak
              perusahaan kehilangan pendapatan, sebagian tutup, artinya melakukan  PHK  dan merumahkan
              pekerja.

              "Hal  ini  pilihan  pahit  perusahaan  dan  tentu  menambah  pengangguran,"  kata  Menaker  Ida
              Fauziyah dalam pernyataan resminya baru-baru ini.
              Sejumlah  perusahaan  yang  diketahui  telah  mengambil  langkah    PHK    terhadap  sebagian
              karyawannya antara lain Ramayana Departement Store, Indosat, Bukalapak dan juga Grab.

              Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebelumnya memperkirakan perekonomian Indonesia
              di kuartal II 2020 bakal terkontraksi hingga minus 3,8 persen.

              "Kuartal 2 kita akan menghadapi tekanan yang tidak mudah. Kemungkinan kita akan dalam
              kondisi pertumbuhan ekonomi negatif.

              Estimasi  BKF  3,8  persen  minus,"  ucap  Sri  Mulyani  dalam  Townhall  Meeting  virtual,  Jumat
              (19/6/2020).

              Harryadin meminta kepada pemerintah agar tanggap terhadap situasi yang memburuk ini.

              "Paket stimulus yang tengah digodok pemerintah harus tepat sasaran, terutama diarahkan ke
              sektor yang menyerap banyak tenaga kerja agar kondisi pelaku bisnis cepat pulih dan kembali
              dapat menyerap tenaga kerja," jelas Harryadin.

              Harryadin mengatakan, pandemi Covid-19 membuat perusahaan cenderung memperkuat bisnis
              intinya.
              Dampaknya, bisnis atau layanan lain akan ditutup, demi menjaga keberlangsung bisnis jangka
              panjangnya.

              Dia menambahkan, dengan kondisi daya beli masyarakat yang sedang turun karena pandemi,
              perusahaan tidak akan menempuh opsi menaikkan harga jual.


                                                           189
   185   186   187   188   189   190   191   192   193   194   195