Page 30 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 23 JUNI 2020
P. 30
berapa luas lahan milik pemerintah yang bisa digunakan untuk digarap mereka yang terdampak
ekonomi," ujarnya, Senin (22/6/2020).
Dia menuturkan, nantinya masyarakat yang terkena PHK diarahkan menggarap lahan tidur milik
pemerintah. Melalui program ini, diharapkan lahan tersebut bisa produktif dan menghasilkan
sehingga bisa menopang perekonomian warga terdampak Covid-19.
"Prioritasnya masyarakat yang terkena PHK karena banyak perusahaan yang memutuskan
merumahkan karyawan atau bahkan PHK selama pandemi Covid-19. Dan ini bagian dari
program pemulihan ekonomi masyarakat," katanya.
Meskipun belum matang, program tersebut sudah dibahas secara lisan dengan Gubernur Jawa
Barat. Sinkronisasi program ini akan melibatkan Pemerintah Kabupaten Bandung Barat, Provinsi
Jawa Barat, Kementerian Tenaga Kerja, dan pemerintah pusat. "Prinsipnya lahan tidur yang
dimiliki pemda menjadi laboratorium sekaligus lahan garapan bagi warga terdampak. Outputnya
menciptakan petani baru," tuturnya.
Umbara menambahkan, pemerintah daerah secara bertahap berupaya memulihkan ekonomi
bagi warga terdampak Covid-19, khususnya bagi mereka yang terkena PHK Pelatihan kerja
diutamakan agar mereka bisa kembali produktif memasuki masa adaptasi kebiasaan baru ini.
Berdasarkan catatan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker-trans) KBB, selama
pandemi Covid-19 ada sekitar 5.773 buruh di KBB diberhentikan. Kepala Disnakertrans KBB Iing
Solihin mengatakan, kebanyakan perusahaan yang melakukan PHK merupakan perusahaan
industri tekstil atau pabrik yang saat ini kelimpungan mencari pemasukan untuk membayar gaji
pegawai karena menurunnya omzet.
"Data pekerja formal yang kena PHK terdampak Covid-19 sebanyak 5.773 orang. Angka tersebut
bisa saja bertambah. Saat ini kita juga masih melakukan pendataan perusahaan yang melakukan
PHK," ujar Iing.
Para pekerja lainnya yang terdampak PHK yaitu mereka yang bekerja di sektor pariwisata.
Pemerintah daerah juga menggelar pelatihan kerja untuk para pekerja perhotelan dan
pariwisata dengan membuat makanan cepat saji serta hasilnya dibagikan kepada masyarakat
sekitar. (Cecep Wijaya)***
29