Page 35 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 22 OKTOBER 2020
P. 35

KEMENAKER: JANGAN SAMPAI UPAH TURUN

              Pemerintah  sedang  mencari  jalan  tengah  penetapan  upah  minimum  2021  yang  tidak
              memberatkan pengusaha dan pekerja. Meski tidak bisa menjanjikan kenaikan, pemerintah akan
              mengupayakan agar upah tidak turun. Di sisi lain, perusahaan yang terdam-pak pandemi diminta
              membuktikan dirinya merugi.

              Direktur Pengupahan Ke-menterian Ketenagakerjaan Dinar Titus Jogaswitani mengatakan, agar
              tidak  memberatkan  pengusaha  dan  pekerja,  pemerintah  kemungkinan  besar  tak  akan
              menggunakan  variabel  perhitungan  upah  minimum  pada  umumnya,  seperti  komponen
              kebutuhan hidup layak (KHL), pertumbuhan ekonomi dan inflasi. "Kalau mengikuti pertumbuhan
              ekonomi dan inflasi, upahnya bisa turun semua. Saya yakin, hak pekerja akan dibela, jangan
              sampai upah turun," ujarnya saat dihubungi di Jakarta, Rabu (21/10/2020).

              Jika  mengacu  pada  Peraturan  Pemerintah  Nomor  78  Tahun  2015  mengenai  Pengupahan,
              variabel  yang  diperhitungkan  ialah  pertumbuhan  ekonomi  periode  triwulan  III-IV  2019  dan
              triwulan I-II 2020, serta inflasi dari September 2019 sampai September 2020.

              Pertumbuhan ekonomi pada triwulan I dan II 2020 menurun drastis akibat pandemi, ma-sing-
              masing sebesar 2,97 persen dan minus 5,32 persen. Sementara, sejak Juli 2020, tingkat inflasi
              terus menurun.
              Pemerintah  juga  kemungkinan  besar  tidak  akan  mengacu  pada  KHL  2020  yang  baru  saja
              ditetapkan lewat Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 18 Tahun 2020 tentang KHL. Hasil
              revisi terhadap Per-menaker Nomor 21 Tahun 2016 itu menambah jumlah komponen KHL dari
              60 jenis menjadi 64 jenis.

              Menurut  Dinar,  penentuan  upah  minimum  2021  seharusnya  mengikuti  standar  terbaru  itu,
              berhubung  komponen  KHL  harus  diperbarui  tiap  lima  tahun  sekali  sesuai  perkembangan
              kebutuhan hidup pekerja. Namun, dari hasil simulasi, jika standar itu diberlakukan saat ini, akan
              ada 13 provinsi yang harus menurunkan upah dan 21 provinsi yang harus menaikkan upah.
              "Dalam kondisi seperti ini, itu akan sama-sama memberatkan dunia usaha dan pekerja. Jadi, kita
              coba  cari  win-win  solution  saja.  Ini  masih  dicari  jalan  tengahnya,  mungkin  2-3  hari  lagi,"
              tuturnya.

              Dinar  mengatakan,  jalan  tengah  yang  mungkin  diambil  ialah  memberi  kesempatan  kepada
              pengusaha yang tidak ter-dampak Covid-19 untuk menaikkan upah lewat kesepakatan di internal
              perusahaan ma-sing-masing. Sementara pengusaha yang terdampak pandemi tetap mengacu
              pada keputusan pemerintah. Kemungkinan besarannya sama dengan upah minimum 2020.

              Hal  itu  serupa  dengan  usulan  dari  unsur  pengusaha  di  Dewan  Pengupahan  Nasional.
              "Perusahaan yang tidak terdampak Covid-19 tidak boleh memberikan lebih kecil dari upah lama.
              Silakan saja disepakati mau naiknya berapa. Kalau memang tidak mampu, ikuti saja aturan dari
              pemerintah," tutur Dinar.

              Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal menuturkan, KSPI memahami
              jika  ada  perusahaan yang  tidak  mampu  meningkatkan  upah  karena  terimbas  pandemi.  Oleh
              karena itu, KSPI sepakat, khusus perusahaan yang memang tidak mampu, tidak perlu menaikkan
              upah. Misalnya, di sektor perhotelan, agen perjalanan, restoran, maskapai penerbangan, dan
              UM-KM.  "Namun,  perusahaan  yang  tidak  mampu  itu  harus  membuktikan  kondisinya  dengan
              melampirkan laporan keuangan," katanya.

              Wakil Ketua Dewan Pengupahan Nasional dari unsur pengusaha, Adi Mahfudz, mengatakan, sisi
              kemampuan perusahaan perlu menjadi perhatian khusus karena banyak usaha yang saat ini
              sudah  merugi  terdampak  Covid-19.  Sejauh  pekerja  dan  pemberi  kerja setuju,  sesuai  kondisi
              internal setiap perusahaan, besaran upah minimum bisa disesuaikan. Perusahaan juga dapat
                                                           34
   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39   40