Page 320 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 23 JULI 2021
P. 320

KEMENAKER DAN ILO PERKUAT ATURAN PERLINDUNGAN PEKERJA SEKTOR
              PERIKANAN
              Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) bersama International Labour Organization (ILO)
              menyelenggarakan diskusi Program Ship to Shore Rights Southeast Asia, Rabu (21/7).

              Diskusi  ini  bertujuan  untuk  memperkuat  kerangka  hukum,  kebijakan,  dan  peraturan  terkait
              migrasi tenaga kerja sektor perikanan dan pemrosesan hasil perikanan serta boga bahari di Asia
              Tenggara.

              Sekjen  Kemenaker,  Anwar  Sanusi,  selaku  co-chair  National  Programme  Advisory  Committee
              (NPAC)  Meeting,  menjelaskan,  diskusi  konsultasi  secara  virtual  juga  untuk  memberikan
              kesempatan konsultasi dengan para pemangku kepentingan relevan guna mengidentifikasi area
              aksi prioritas.

              "Selama diskusi, didapatkan informasi bahwa beberapa pemangku kepentingan telah memiliki
              atau dalam proses mendirikan pusat-pusat layanan untuk sektor perikanan dan pengolahan hasil
              ikan," kata Anwar Sanusi dalam siaran pers Kemenaker.

              Dialog  yang  secara  luas  melibatkan  para  pemangku  kepentingan  di  Indonesia  ini  berfokus
              menangkap berbagai pandangan yang beragam dan representatif dari pekerja, pemberi kerja,
              pemerintah, sektor swasta, para pembeli, organisasi nonpemerintah, masyarakat sipil, peneliti,
              dan para mitra pembangunan.

              "Para  peserta  banyak  gagasan  dan  usulan  kegiatan.  Banyak  permasalahan  dalam  sektor
              perikanan muncul dan didiskusikan dan solusi pun ditawarkan dengan niat untuk memperbaiki
              situasi, agar dapat lebih mendukung dan melindungi para pekerja migran," ujarnya.

              Anwar Sanusi menambahkan beberapa pemangku kepentingan mengusulkan adanya dukungan
              bagi pengembangan lebih lanjut dari apa yang sudah mereka miliki. Namun hingga saat ini,
              masih terkendala adanya ketidaktepatan dalam memahami lingkup dan keefektifan layanan yang
              saat ini diberikan, serta termasuk apa yang dapat dikembangkan kemudian.

              "Misalnya, Kemenaker kini telah memiliki Layanan Terpadu Satu Atap (LTSA) di beberapa lokasi.
              Terkait  awak  kapal  ikan,  beberapa  peserta  merasa  perlu  untuk  meng-upgrade  kurikulum
              pelatihan maritim yang saat ini ada untuk memastikan bahwa kurikulum tetap relevan dengan
              kebutuhan awak kapal ikan migran bekerja di kapal-kapal ikan asing," ujar Anwar Sanusi.

              Sementara Koordinator Program Nasional, Ship to Shore Rights Southeast Asia (SEA) Programme
              ILO, Alberta Bonasahat, mengungkapkan tujuan lain dari diskusi Ship To Shore Rights SEA ini
              yaitu melindungi hak-hak tenaga kerja dan mendorong lingkungan kerja yang aman dan nyaman,
              bagi para pekerja migran sepanjang siklus migrasi, mulai dari masa perekrutan hingga akhir
              masa kontrak kerja.

              Selanjutnya memberdayakan pekerja migran, keluarga mereka, organisasi, dan komunitasnya
              dalam mendorong terwujudnya dan menjalankan hak-hak mereka.

              "Gagasan dan usulan aksi yang mengemuka dalam dialog ditangkap dan didokumentasi, area
              aksi  prioritas  akan  menjadi  dasar  pengembangan  rencana  kerja  Ship  to  Shore  Rights  SEA
              Indonesia," lanjut Albert.








                                                           319
   315   316   317   318   319   320   321   322   323   324   325