Page 254 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 21 APRIL 2021
P. 254

atau buruh paling lambat H-7 sebelum Hari Raya Idulfitri. Jika perusahaan telat membayar THR
              sesuai batas waktu yang ditentukan, maka akan dikenakan denda.


              BERHARAP THR BURUH JUGA LANCAR SEPERTI YANG DIDAPAT PNS, TNI, DAN
              POLRI

              JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memastikan seluruh
              Pegawai  Negeri  Sipil  (PNS),  anggota  TNI dan Polri  akan  mendapatkan Tunjangan  Hari  Raya
              (THR) pada H-10 Idulfitri 2021. Diharapkan, lancarnya tunjangan untuk PNS, TNI dan Polri juga
              dirasakan oleh para buruh.

              Kementerian  Ketenagakerjaan  (Kemenaker)  sudah  mengeluarkan  aturan  pemberian  THR
              keagamaan, di mana tunjangan tersebut wajib dibayarkan penuh kepada pekerja atau buruh
              paling lambat H-7 sebelum Hari Raya Idulfitri. Jika perusahaan telat membayar THR sesuai batas
              waktu yang ditentukan, maka akan dikenakan denda.

              Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah mengungkapkan, hingga saat ini, belum ada pengusaha
              yang melaporkan ketidaksanggupannya untuk membayar THR keagamaan 2021 bagi pekerjanya
              secara penuh. Seperti diketahui, pekan lalu Kemenaker mengeluarkan Surat Edaran (SE) nomor
              N/6/HK.04/IV/2021  tentang  Pelaksanaan  Pemberian  THR  Keagamaan  tahun  2021  Bagi
              Pekerja/Buruh di Perusahaan. SE ini memuat ketentuan bahwa pengusaha wajib membayar THR
              pekerjanya secara penuh atau tidak dicicil paling lambat H-7 sebelum Lebaran tahun ini.

              Namun, pemerintah memberikan kelonggaran bagi pengusaha yang tidak mampu membayar
              THR secara penuh imbas usaha yang belum pulih akibat COVID-19. Pengusaha bisa melaporkan
              kondisi perusahaannya ke Dinas Ketenagakerjaan setempat. Batas kelonggaran yang diberikan
              H-1 sebelum Hari Raya Keagamaan.

              "Sampai hari ini belum ada perusahaan yang tidak mampu. Karena biasanya terbaca aduan pada
              minggu kedua dan ketiga dan batas akhir pembayaran THR H-7. Jadi pengusaha atau pekerja
              melaporkan pada H-7," katanya dalam konferensi pers secara virtual, Senin, 19 April.

              Sebelum melapor ke Kemnaker, kata Ida, pengusaha yang tidak sanggup membayar THR secara
              penuh tahun ini, harus melakukan dialog lebih dulu dengan para pekerjanya, termasuk secara
              kekeluargaan.

              "Dialog  antara  pengusaha  dan  pekerja  terkait  ketidakmampuan  didasarkan  bukti  laporan
              keuangan  internal  dan  hasil  pembahasan  bipartit.  Dilaporkan  di  dinas  ketenagakerjaan
              setempat," ujarnya.

              Lebih lanjut, Ida mengatakan, pengusaha yang melanggar dengan tidak memberikan THR secara
              penuh dan tepat waktu sesuai dengan aturan perundang-undangan akan mendapatkan sanksi
              administratif dan denda.

              Adapun aturan mengenai sanksi diatur dalam Peraturan Menteri Ketenagakerjaan (Permenaker)
              Nomor  6  Tahun  2016  tentang  Tunjangan  Hari Raya  Keagamaan  Bagi Pekerja  atau  Buruh  di
              Perusahaan. Dalam aturan tersebut, perusahaan yang terlambat membayar THR Keagamaan
              dikenai denda sebesar 5 persen. "Sanksi jika terlambat membayar sesuai peraturan perundang-
              undangan dikenakan denda. Denda tersebut digunakan untuk kepentingan pekerja atau buruh,"
              jelasnya.

              Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) resmi membuka posko pelaksanaan tunjangan hari
              raya (THR) keagamaan 2021. Tujuannya untuk memberikan pelayanan konsultasi, memantau


                                                           253
   249   250   251   252   253   254   255   256   257   258   259