Page 153 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 8 DESEMBER 2020
P. 153
menimbulkan penurunan upah yang masif dalam waktu dekat. Upah perempuan dan pekerja
berpenghasilan rendah secara disproporsional terdampak krisis.
Terlebih lagi, kendati rata-rata upah di sepertiga negara yang memberikan datanya meningkat,
ini banyak disebabkan besarnya jumlah pekerja berpenghasilan rendah yang kehilangan
pekerjaan. Dengan demikian, upah rata-rata meningkat karena para pekerja ini tidak lagi
dimasukkan dalam data penerima upah. "Pertumbuhan yang tidak setara akibat krisis Covid-19
akan mewariskan kemiskinan dan ketidakstabilan sosial dan ekonomi yang akan
menghancurkan," kata Guy Ryder, Direktur Jenderal ILO.
Di negara-negara yang menerapkan langkah tegas untuk mempertahankan pekerjaan, efek krisis
sangat terasa pada pengurangan gaji ketimbang kehilangan pekerjaan yang masif. Laporan Upah
Global 2020/2021 menunjukkan bahwa tidak semua pekerja terdampak sama oleh krisis.
Dampak kepada perempuan lebih parah dibandingkan laki-laki. Perkiraan berdasarkan sampel
28 negara Eropa menemukan bahwa tanpa subsidi upah, perempuan kehilangan 8,1 persen gaji
mereka di kuartal kedua 2020, dibandingkan dengan 5,4 persen untuk laki-laki. Krisis ini juga
telah memberi dampak yang parah pada pekerja dengan upah rendah. Pekerjaan dengan
keterampilan rendah kehilangan jam kerja lebih banyak daripada pekerjaan manajerial yang
bergaji lebih tinggi.
Dengan menggunakan data dari 28 negara Eropa, laporan ini menunjukkan bahwa, tanpa subsidi
sementara, 50 persen pekerja dengan bayaran terendah kehilangan sekitar 17,3 persen gaji
mereka. Tanpa subsidi, rata-rata jumlah gaji yang hilang dari seluruh kelompok pekerja sebesar
6,5 persen. Namun, subsidi gaji mengompensasnsi 40 persen dari jumlah ini.
Lebih dari Setengah Jumlah Kabupaten/Kota di Jabar Menaikan Upah Minimum "Strategi
pemulihan kita harus berfokus pada manusia. Kita memerlukan kebijakankebijakan pengupahan
yang memadai yang memperhitungkan keberlanjutan pekerjaan dan bisnis, dan juga mengatasi
ketidaksetaraan dan kebutuhan untuk mempertahankan permintaan. Jika kita ingin membangun
masa depan yang lebih baik, kita harus siap menjawab pertanyaanpertanyaan seputar mengapa
pekerjaan dengan nilai sosial tinggi seperti perawat dan guru sering dikaitkan dengan pekerjaan
berbayaran rendah." Laporan ini juga memaparkan analisa mengenai sistem pengupahan
minimum yang bisa memainkan peran penting dalam proses pemulihan yang berkelanjutan dan
setara. Kebijakan upah minimum saat ini terdapat di sekitar 90 persen Negara Anggota ILO.
Namun, bahkan sebelum kejadian pandemi Covid-19, laporan ini menemukan bahwa, secara
global, 266 juta orang - 15 persen dari seluruh penerima upah di dunia - menghasilkan lebih
rendah dibandingkan upah minimum per jam karena masalah kepatuhan ataupun secara legal
mereka dikecualikan dari skema semacam ini. Perempuan paling banyak terwakili dalam
kelompok pekerja dengan upah minimum atau lebih rendah.
"Upah minimum yang memadai dapat melindungi pekerja dari upah rendah dan mengurangi
ketidaksetaraan," ungkap Rosalia Vazquez-Alvarez, salah satu penulis laporan ini.
152

