Page 20 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 8 DESEMBER 2020
P. 20

REGULASI DINILAI BISA ATASI DISRUPSI

              Pemerintah  menilai  Undang-Undang  Cipta  Kerja  diperlukan  untuk  mengatasi  permasalahan
              pengangguran.  Regulasi  tersebut  juga  dibutuhkan  agar  Indonesia  mampu  memanfaatkan
              momentum bonus demografi hingga 10-15 tahun mendatang.

              Bonus demografi, yakni proporsi usia kerja (15-65 tahun) yang lebih besar dibandingkan dengan
              bukan  usia  kerja,  dinilai  dapat  menciptakan  potensi  pertumbuhan  ekonomi  bagi  Indonesia.
              "Peluang  ini  harus  dikelola  secara  baik  agar  mendatangkan  berkah  dan  bukan  beban  atau
              bencana  demografi,"  kata  Menteri  Koordinator  Bidang  Perekonomian  Airlangga  Hartarto  di
              Jakarta, Senin (7/12/2020).
              Airlangga  mengatakan  hal  itu  dalam  pidato  kunci  secara  virtual  pada  acara  Serap  Aspirasi
              Implementasi  Undang-Undang  Cipta  Kerja  Sektor  UMKM,  Ketenagakerjaan,  Komunikasi  dan
              Informasi, dan Kesehatan. Secara paralel, dalam ruang virtual berbeda, dilakukan serap aspirasi
              UU Cipta Kerja untuk sektor industri, perdagangan, haji dan umrah, serta jaminan produk halal.
              Kondisi  ketenagakerjaan  di  Indonesia,  menurut  Airlangga,  saat  ini  telah  terdisrupsi  akibat
              pandemi Covid-19. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mencatat 29,12 juta orang
              terdampak Covid-19. "Perinciannya, 5,09 juta orang menjadi penganggur dan 24,03 juta orang
              mengalami  pengurangan  jam  kerja  atau  bekerja  lebih  pendek  dari  waktu seharusnya,"  kata
              Airlangga.

              Merujuk  data  Badan  Pusat  Statistik,  jumlah  penganggur  di  Indonesia  pada  Agustus  2020
              mencapai  9,77  juta  orang.  Jumlah  ini  meningkat  dibandingkan  dengan  Agustus  2019  yang
              tercatat 7,10 juta orang.

              Di sesi paparan, Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan Anwar Sanusi mengatakan,
              setiap tahun ada penambahan 2,7 juta orang hingga 3 juta orang angkatan kerja baru yang
              membutuhkan  lapangan  pekerjaan.  "Lapangan  kerja  dibutuhkan  agar  Indonesia  dapat
              memanfaatkan bonus demografi," ujarnya.

              Penciptaan lapangan kerja baru melalui peningkatan investasi, menurut Anwar, harus dilakukan
              dengan  tetap  meningkatkan  perlindungan  bagi  pekerja  dan  buruh.  Selain  itu,  sebagai
              konsekuensi  dari  bonus  demografi,  kemunculan  angkatan  kerja  dari  generasi  milenial  pun
              menjadi perhatian.

              Karakteristik  angkatan  kerja  generasi  milenial  adalah  memiliki  beberapa  nilai  yang  berbeda.
              Mereka bisa bekerja dari mana pun dan kapan pun. "Persepsi mereka tentang jenis pekerjaan,
              jam kerja, dan tempat kerja itu menjadi isu-isu ketenagakerjaan yang juga harus kita respons,"
              kata Anwar.

              Terkait hal-hal tersebut, dia menuturkan, UU Cipta Kerja kluster ketenagakerjaan menyasar tiga
              kelompok, yakni angkatan kerja yang belum bekerja, pekerja atau buruh yang saat ini bekerja,
              dan pekerja atau buruh yang mengalami pemutusan hubungan kerja.

              Sementara  itu,  Sekretaris  Kementerian  Koperasi  dan  Usaha  Kecil  Menengah  Rully  Indrawan
              mengatakan, selama ini usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) menyerap sekitar 97 persen
              tenaga kerja di Indonesia. "Dalam konteks UU Cipta Kerja, hal ini jadi PR (pekerjaan rumah)
              besar.  Sebab,  lapangan  kerja  ke  depan  diharapkan  mampu  mengakomodasi  berbagai
              kepentingan untuk bekerja dan sejahtera atas pekerjaannya itu," katanya.

              Rully menambahkan, UU Cipta Kerja dan berbagai rancangan peraturan pemerintah turunannya
              diupayakan  dapat  mengembangkan  UMKM.  Berbagai  hambatan  birokrasi  dihilangkan  dan
              bermacam dukungan diberikan agar UMKM semakin efisien dan skala ekonominya meningkat.


                                                           19
   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25