Page 55 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 8 DESEMBER 2020
P. 55

KEMENAKER JANJI TERUS PERBAIKI TATA KELOLA PENEMPATAN PEKERJA MIGRAN

              Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami, JAKARTA - Kementerian Ketenagakerjaan
              (Kemenaker)  berjanji  terus  memperbaiki  tata  kelola  penempatan  dan  pelindungan  Pekerja
              Migran Indonesia (PMI).

              Staf  Ahli  Menaker  Bidang  Ekonomi  dan  Sumber  Daya  Manusia  Aris  Wahyudi  mengatakan
              perbaikan tata kelola tersebut dilakukan pada sisi regulasi, program dan upaya penempatan PMI
              di luar negeri.

              "Saat ini, kita memiliki regulasi yang baik dalam penempatan dan pelindungan PMI, yaitu UU
              Nomor 18 Tahun 2017. UU ini tentu harus didukung dengan program dan upaya yang baik, agar
              UU  ini  dapat  diimplementasikan  dengan  baik,"  kata  Aris  dalam  keterangannya,  Senin
              (7/12/2020).

              Aris menyebut UU Nomor 18 Tahun 2017 sebagai regulasi yang baik karena UU ini memiliki cita-
              cita  agar  PMI  beserta  keluarganya  benar-benar  dapat  terlindungi,  baik  pada  masa  sebelum
              bekerja, selama bekerja, dan setelah bekerja.

              Sedangkan  dari  sisi  program  dan  kebijakan,  Aris  menyebut  bahwa  dalam  beberapa  tahun
              terakhir,  Kemenaker  telah  membuat  sejumlah  upaya  perbaikan  tata  kelola  penempatan  dan
              pelindungan PMI.

              Di antaranya adalah program kerja sama luar negeri, Layanan Terpadu Satu Atap (LTSA), Desa
              Migran Produktif (Desmigratif) dan pembentukan Satgas Pencegahan PMI Nonprosedural.

              "Pelindungan PMI itu dari hulu sampai hilir, dari kampung halaman hingga pulang kembali ke
              kampung  halaman.  Untuk  itu,  program  dan  kebijakan  ini  harus  bisa  melibatkan  semua
              stakeholder," jelasnya.
              Sementara  Direktur  Penempatan  dan  Pelindungan  Tenaga  Kerja  Luar  Negeri,  Eva  Trisiana,
              mengatakan Kemenaker telah melakukan evaluasi internal dan masih menunggu hasil evaluasi
              terhadap salah satu programnya, yaitu program Desmigratif.

              Evaluasi  tersebut  tentang  perbandingan  desa  yang  ada  intervensi  Desmigratif  maupun  desa
              tanpa intervensi Desmigratif terkait tata kelola penempatan dan perlindungan PMI.

              Meski belum komprehensif, dari evaluasi awal, terlihat dua pilar Desmigratif cukup dilakukan
              secara baik, yakni pilar layanan imigrasi dan usaha produktif.

              "Untuk community parenting dan koperasi ini perlu peningkatan karena di beberapa tempat ada
              yang belum tersentuh pilar tersebut," ujarnya.
              Eva mengungkapkan, sebagai upaya perlindungan pekerja migran dan keluarganya, Kemnaker
              telah membangun Desmigratif sejak tahun 2016 hingga tahun 2019, sebanyak 402 Desmigratif
              telah terbangun.

              Namun mengingat adanya pelaksanaan evaluasi sepanjang tahun 2020, maka untuk tahun ini
              belum ada lagi penambahan desa.

              "Jangan  sampai  Desmigratif  yang  sudah  diluncurkan  sejak  2016,  ada  hal-hal  yang  perlu
              diperbaiki tapi didiamkan. Kita evaluasi dulu, baru ke depan lakukan lagi dengan langkah-langkah
              perbaikan merujuk pada hasil-hasil evaluasi tersebut," kata Eva.





                                                           54
   50   51   52   53   54   55   56   57   58   59   60