Page 29 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 19 JANUARI 2021
P. 29

REKOMPOSISI IURAN JKK JADI SUMBER IURAN JKP

              Kementerian  Ketenagakerjaan  (Kemenaker)  mengungkapkan  bahwa  rekomposisi  iuran  pada
              program  Jaminan  Kecelakaan  Kerja  OKK)  pada  Badan  Penyelenggara  Jaminan  Sosial
              Ketenagakerjaan (BP Jamsostek), menjadi salah satu sumber iuran program Jaminan Kehilangan
              Pekerjaan OKP). Selain itu, sumber iuran juga diperuntukkan dari dana awal dari BP Jamsostek
              dan iuran pemerintah.

              Hal itu diungkapkan Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah dalam rapat kerja dengan Komisi IX
              DPR RI pada Senin (18/1) yang turut disiarkan secara virtual. Dia mengungkapkan, ketentuan
              lebih lanjut mengenai program JKP akan dimuat dalam Peraturan Pemerintah (PP).

              "Sumber iurannya adalah dari rekomposisi iuran JKK, modal awal, dan iuran pemerintah. Semua
              ini telah ditentukan dan diatur dalam aturan (UU) 11/2020, kami membreakdown dalam PP,"
              papar Ida.

              Dia menjelaskan, pemerintah masih dalam proses penyusunan Rancangan PP. Koordinasi juga
              telah dilakukan terutama dengan Kementerian Keuangan. Adapun progres peraturan teknis itu
              sudah masuk dalam tahap finalisasi. Adapun penyelenggaraan program JKP sendiri merupakan
              amanat dari Pasal 82 UU 11/2020 tentang Cipta Kerja.

              Pada  kesempatan  itu,  Ida  turut  memaparkan  Grand  Design  Program  JKP.  Dia  menjelaskan,
              rangkaian  penyelenggaraan  berkiblat  dari  tiga  negara  yang  telah  merealisasikan  program
              tersebut yakni Jepang, Korea Selatan, dan Malaysia. "Dari negara-negara itu kami lebih dekat
              dengan yang dilakukan oleh Malaysia, jadi ada employment benefit, employment Service, dan
              vocational training," ungkap dia.

              Dia  menjelaskan,  Malaysia  memulai  inisiasi  program  JKP  pada  2011  dan  berhasil
              diimplementasikan  tahun  2018.  Kualifikasi  peserta  yang  dapat  merasakan  program  JKP
              diantaranya minimal mengiur selama 12 bulan dan tercatat sebagai peserta selama 24 bulan.
              Sedangkan durasi manfaat yang diberikan selama enam bulan.

              Sementara pada draf desain sistem JKP yang dicanangkan pemerintah hampir sama. Tercatat
              masa kepesertaan selama 24 bulan, masa iuran selama 12 bulan, dan membayar iuran berturut-
              turut selama enam bulan. Peserta JKP harus juga mengikuti program-program sebelumnya yakni
              JHT, JKK, J KM, dan JP.

              Dalam hal ini, BP Jamsostek akan bertindak sebagai pihak yang memberikan manfaat berupa
              casli  benefit.  Sedangkan  Kementerian  Ketenagakerjaan  bertindak  sebagai  pihak  yang
              menyelenggarakan  pelatihan  serta  mencarikan  kerja.  "Manfaat  diberikan  selama  paling  lama
              enam bulan dengan persentase tertentu dari upah dilaporkan atau rata-rata upah nasional,"
              terang Ida.

              Dia  mengungkapkan,  tentu  salah  satu  manfaat  program  JKP  diberikan  kepada  pekerja  yang
              kehilangan  pekerjaannya  melalui  pemutusan  hubungan  kerja  (PHK).  Namun  demikian,
              pemerintah     menentukan      deretan    kriteria   PHK     tersebut    Pertama,     karena
              penggabungan/perampingan/efisiensi perubahan status kepemilikan perusahaan. Kedua, karena
              adanya  kerugian,  tutup,  dan pailit,  serta  pengusaha  melakukan  kesalahan  terhadap  pekerja.
              Kriteria  itu  dikecualikan  bagi  pekerja  Perjanjian  Kerja  Waktu  Tertentu  (PKWT),  pensiun,
              meninggal, dan cacat total.








                                                           28
   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34