Page 35 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 14 JANUARI 2021
P. 35
Andri menuturkan jumlah tim berkurang jika dibandingkan dengan pengetatan pembatasan
sosial jilid dua pada Oktober lalu. Saat itu, Dinas Tenaga Kerja mempunyai 25 tim pengawas.
Setiap tim terdiri dari empat orang.
DISNAKER DKI SIAPKAN 20 TIM AWASI PROTOKOL KESEHATAN COVID-19 DI
PERKANTORAN
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi DKI Jakarta menyiapkan 20 tim untuk mengawasi protokol
kesehatan selama pengetatan pembatasan sosial berskala besar atau PSBB ini. Kepala Disnaker
DKI Andri Yansah mengatakan pengawas tersebut disebar untuk mengawasi lima wilayah
administrasi di Ibu Kota.
"Setiap kota ada empat tim yang mengawasi. Satu tim terdiri dari tiga orang pengawas," kata
Andri saat dihubungi, Selasa, 12 Januari 2021.
Andri menuturkan jumlah tim berkurang jika dibandingkan dengan pengetatan pembatasan
sosial jilid dua pada Oktober lalu. Saat itu, Dinas Tenaga Kerja mempunyai 25 tim pengawas.
Setiap tim terdiri dari empat orang.
"Sekarang berkurang karena memang kami menjaga pegawai kami dari potensi penularan Covid-
19," ujarnya. Ini dilakukan karena sudah banyak staf Disnaker DKI yang terinfeksi Covid-19.
"Kami harus menjaganya." Pada masa pengetatan PSBB kali ini, kata dia, setiap tim pengawas
bakal melakukan inspeksi mendadak ke tiga perusahaan setiap harinya. Mereka bakal melakukan
inspeksi mendadak untuk memastikan setiap perusahaan atau perkantoran mematuhi batasan
maksimal 25 persen pegawai dan jam operasional hingga pukul 19.00.
"Kebijakan PSBB saat ini hampir sama seperti yang kedua kemarin. Hanya saja sekarang ada
tambahan pembatasan jam operasionalnya." Meski jumlah pengawas lebih sedikit dari
sebelumnya, Andri menjamin pengawasan tetap bisa maksimal. Pada hari pertama pengetatan
kemarin, Disnaker menutup sementara 95 dari 128 perusahaan yang disidak.
"Kami sudah ada pengalaman dari kebijakan pengetatan sebelumnya." Sehingga berkurangnya
personel tidak akan berpengaruh besar terhadap pengawasan.
Selain itu, Disnaker juga mendapatkan bantuan dari masyarakat yang melaporkan pelanggaran
protokol kesehatan di perkantoran. "Karena masyarakat ada yang membantu lapor lewat CRM
(cepat respon masyarakat). Jadi kami tinggal tindak lanjuti.".
34