Page 447 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 7 AGUSTUS 2020
P. 447

Anggota  Komisi  IX  DPR  RI  Kurniasih  Mufidayati  menyesalkan  atas  kembali  terjadinya  kasus
              pelarungan ABK asal Indonesia oleh kapal berbendera China. Pasalnya, kasus pembuangan jasad
              ABK ke laut itu bukan kali pertama yang dilakukan.

              "Waktu itu heboh hingga berujung pemanggilan Dubes China oleh Kemenlu. Ternyata sekarang
              terjadi dan berulang lagi. Artinya China menganggap enteng apa yang terjadi terhadap ABK asal
              Indonesia  dan  pemerintah  kurang  wibawa  untuk  melindungi  nasib  Pekerja  Migran  Indonesia
              (PMI)," kata Mufida dalam keterangan tertulisnya, Kamis (6/8/2020).

              Dengan  melihat  kejadian  tersebut  kembali  berulang,  Mufida  meminta  Pemerintah  segera
              menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) sebagai aturan teknis turunan dari UU No 18 Tahun
              2017 tentang Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (PPMI).

              Ia pun mendesak pemerintah untuk segera meratifikasi Konvensi ILO 188 agar ada kemampuan
              hukum Internasional bagi pemerintah dalam melindungi ABK Indonesia.

              "Aturan turunan di pemerintah belum selesai, ini hal serius tidak soal nyawa anak bangsa di luar
              negeri. Aturan ini bukan hanya melindungi PMI yang berprofesi sebagai ABK. Jika tidak ada
              aturan teknis, ke depan jika ada kasus diskriminasi PMI kita akan gelagapan lagi," ujarnya.

              Selain itu, Mufida juga meminta adanya perizinan satu pintu. Sebab selama ini izin untuk menjadi
              ABK masih di bawah Kementerian Perhubungan.

              Sementara  ada  tiga  kementerian  yang  terkait  dengan  kasus  ABK  ini  yakni  Kementerian
              Perhubungan, Kementerian Ketenagakerjaan dan Kementerian Kelautan dan Perikanan.

              "Soal  izin  harus  satu  pintu  agar  tidak  ada  Kementerian  atau  lembaga yang  kemudian  saling
              menunggu jika ada permasalahan," tuturnya.










































                                                           446
   442   443   444   445   446   447   448   449   450   451   452