Page 567 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 7 AGUSTUS 2020
P. 567

Pandemi  Covid-19  telah  mengubah  hampir  seluruh  aspek  kehidupan  manusia  juga  ekonomi
              dunia, semua negara terdampak termasuk Indonesia.
              Badan Pusat Statistik (BPS) baru saja mengumumkan angka output perekonomian atau Produk
              Domestik Bruto (PDB) Indonesia periode kuartal II-2020 negatif. PDB Indonesia periode April-
              Juni 2020 terkontraksi atau minus 5,32 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

              Terdapat dua hal yang menjadi fokus dalam upaya percepatan  pemulihan ekonomi  , dengan
              memberikan stimulus ekonomi yang manfaatnya nyata dirasakan masyarakat. Misalnya untuk
              masyarakat miskin berupa program bantuan sosial, dan dukungan kepada UMKM berupa subsidi
              bunga dan kredit.

              Selanjutnya juga dilakukan percepatan penyerapan tenaga kerja melalui proyek-proyek padat
              karya. Upaya percepatan pemulihan ekonomi ini berjalan beriringan dengan upaya kesehatan
              dan membangun rasa aman di tengah pandemi ini.

              Rasa  aman  dapat  mendorong  masyarakat  tingkat  menengah  ke  atas  untuk  mulai  berani
              membelanjakan uang atau tabungannya pada sektor-sektor produktif maupun investasi, dengan
              begitu diharapkan akan menggerakkan perekonomian di Indonesia.

              "Program  pemulihan ekonomi  yang dilaksanakan oleh pemerintah cukup banyak namun saling
              berkesinambungan, seperti bantuan sosial tunai, bantuan pangan non tunai, program keluarga
              harapan hingga penyaluran kredit di sektor UMKM, dibutuhkan waktu, data yang akurat serta
              koordinasi dengan banyak pihak untuk melakukan realisasi bantuan tersebut secara tepat," jelas
              Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sekaligus Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-
              19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Erick Thohir di Jakarta, Kamis (6/8/2020).

              "Percepatan realisasi program pemulihan ekonomi ini berjalan beriringan dengan prioritas utama
              pemerintah untuk kesehatan dan mendorong perubahan perilaku masyarakat dalam pandemi ini
              agar kesehatan pulih, dan ekonomi pun bangkit," lanjut dia.
              Erick  Thohir  turut  mengkonfirmasi  pernyataan  Menteri  Keuangan  Sri  Mulyani  pada  Rabu
              (5/8/2020) kemarin bahwa stimulus selanjutnya dari pemerintah adalah bantuan gaji tambahan
              kepada pekerja dengan pendapatan tertentu dalam bentuk Bantuan Langsung Tunai (BLT).

              "Pemerintah telah memiliki program bantuan untuk rakyat miskin dan pekerja yang terdampak
              pemutusan  hubungan  kerja  melalui  Program  Kartu  Pra  Kerja.  Tujuan  pemerintah
              menggelontorkan bantuan gaji tambahan ini adalah untuk mendorong konsumsi masyarakat. Hal
              ini penting untuk menggerakkan perekonomian dan mendorong pemulihan ekonomi," jelas Erick
              Thohir.

              "Program stimulus ini sedang difinalisasi agar bisa dijalankan oleh Kementerian Ketenagakerjaan
              di bulan September 2020 ini. Fokus bantuan pemerintah kali ini adalah 13,8 juta pekerja non
              PNS dan BUMN yang aktif terdaftar di BPJS Ketenagakerjaan dengan iuran di bawah Rp150.000
              per bulan atau setara dengan gaji di bawah Rp5 juta per bulan. Bantuan sebesar Rp600 ribu per
              bulan selama 4 bulan akan langsung diberikan per dua bulan ke rekening masing-masing pekerja
              sehingga tidak akan terjadi penyalahgunaan," pungkasnya.


              Menteri  Keuangan  Sri  Mulyani  mengatakan  pemerintah  sedang  mengkaji  rencana  pemberian
              insentif berupa tambahan gaji bagi karyawan berpenghasilan di bawah Rp 5 juta. Karyawan
              penerima insentif ini diperkirakan sekitar 13 juta.

              "Pemerintah sedang mengkaji pemberian gaji kepada 13 juta pekerja yang memiliki di bawah Rp
              5 juta," ujar Sri Mulyani melalui konferensi pers secara online, Jakarta, Rabu (5/8/2020).




                                                           566
   562   563   564   565   566   567   568   569   570   571   572