Page 186 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 25 SEPTEMBER 2020
P. 186

Cara  utamanya  adalah  dengan  Rancangan  Undang-Undang  Cipta  Kerja,  yang  menggunakan
              omnibus law sebagai metode dalam penyusunannya. Beberapa substansi yang ada di RUU itu
              telah disepakati DPR.

              Staf Ahli Bidang Regulasi, Penegakan Hukum, dan Ketahanan Ekonomi Kementerian Koordinator
              Bidang  Perekonomian  Elen  Setiadi  mengungkapkan  "lemak-lemak"  ekonomi  yang  akan
              dituntaskan.

              "Kita anggap sebagai lemak-lemak ekonomi itu misalnya menyangkut obesitas regulasi, ada daya
              saing kita yang masih belum baik, masalah ketenagakerjaan, masalah perizinan dan kemudahan
              berusaha, UMKM, koperasi dan kepastian hukum," kata dia secara virtual, Kamis, 24 September
              2020.

              Ellen pun mengungkapkan, beberapa substansi RUU tersebut yang telah disepakati bersama
              dengan panitia kerja (panja) badan legislasi DPR, di antaranya kesesuaian tata ruang hingga
              persetujuan lingkungan.
              Kemudian,  terkait  persetujuan  bangunan  gedung  dan  sertifikat  laik  fungsi  dan  penerapan
              perizinan berbasis risiko. Risiko rendah hanya dengan pendaftaran, dan risiko menengah dengan
              pemenuhan standar.

              "Yang izin berbasiskan risikonya tinggi, kalau risikonya menengah hanya dengan pemenuhan
              standar yang rendah seperti UMKM misalnya, cukup dengan pendaftaran nanti melalui sistem
              OSS. Dia dapat memberikan NIB dengan demikian sudah teregister dan mendapatkan semacam
              perizinan," kata Elen.

              Adapun yang terkait UMKM dan koperasi adalah kemudahan, perlindungan dan pemberdayaan.
              Kemudian terkait riset dan inovasi serta terkait tindak lanjut putusan WTO atas penyelesaian
              sengketa.

              Sementara itu, terkait penataan kewenangan perizinan berusaha antara pemerintah pusat dan
              daerah  juga  telah  disepakati.  Pemerintah,  dikatakannya,  tidak  mengambil  alih  kewenangan
              pemerintah daerah.

              "Kita tidak mengambil alih kewenangan di Pemda yang kita lakukan adalah kita menerapkan
              standar dalam bentuk NSPK (Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria) dan standar ini berlaku
              nasional dengan demikian tidak lagi ada perbedaan antara satu daerah dengan daerah lain,"
              ujarnya.

              Dengan  begitu,  disepakati  juga  bahwa  pemerintah  pusat  dapat  mengambil  alih  perizinan
              berusaha dalam hal pemerintah daerah tidak melaksanakan atau tidak sesuai dengan NSPK.






















                                                           185
   181   182   183   184   185   186   187   188   189   190   191