Page 6 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 25 SEPTEMBER 2020
P. 6
PROGRAM PADAT KARYA TUNAI DESA MAMPU SERAP 7 JUTA PEKERJA
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim
Iskandar menyatakan terdapat bagian Rp30,7 triliun dari sisa anggaran Dana Desa yang dapat
digunakan untuk Program Padat Karya Tunai Desa (PKTD) dan diperkirakan mampu menyerap
7,05 juta pekerja.
Abdul Halim dalam konferensi pers daring, usai rapat terbatas yang dipimpin Presiden Joko
Widodo (Jo-kowi) di Jakarta, Kamis, mengatakan kegiatan PKDT tersebut akan dilaksanakan
sepanjang Oktober hingga Desember 2020. "PKTD bulan Oktober, November, Desember ini
diprioritaskan untuk PKTD yang tidak membutuhkan bahan yang tinggi. Jadi minimal di atas 50
persen untuk upah, supaya penyerapan tenaga kerja banyak," kata dia.
Dalam periode pembangunan padat karya dengan anggaran Rp30,7 triliun itu, Abdul Halim
memperkirakan PKTD akan menyerap 7.056.751 pekerja. "PKTD sampai Desember, dengan
asumsi setiap PKTD itu delapan hari per bulan, maka akan ketemu 7.056.751 pekerja yang akan
terserap," ujarnya.
Selain Rp30,7 triliun anggaran untuk PKTD, masih terdapat sisa anggaran Dana Desa sebesar
Rp 13,06 triliun untuk melanjutkan Program Bantuan Langsung Tunai (BLT). Abdul Halim
mengharapkan dengan terbukanya jutaan lapangan kerja di pedesaan, maka akan meningkatkan
daya beli masyarakat dan meminimalkan dampak ekonomi akibat pandemi COVID-19. "Dengan
penyerapan tenaga kerja yang banyak, dana yang beredar di masyarakat juga banyak sehingga
naikkan daya beli warga," ujarnya.
Pada rapat terbatas tersebut Presiden Joko Widodo telah memerintahkan kementerian dan
lembaga untuk menerapkan kebijakan yang terintegrasi dan solid dalam membangun
perekonomian desa. Presiden Jokowi juga meminta jajarannya untuk mereformasi dan
melakukan transformasi strategi ekonomi desa, dalam upaya memulihkan perekonomian akibat
pandemi COV1D-19.
Saat ini, ketika terjadi krisis ekonomi di perkotaan karena pandemi COVID-19, kata Presiden,
desa menjadi wilayahpenyangga karena terjadinya arus balikper-pindahan penduduk dari kota
ke desa. "Jadi bukan urbanisasi tetapi ruralisasi," ujar Presiden Jokowi. ebar
5