Page 82 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 9 NOVEMBER 2020
P. 82

MENAKER TEKAN PENGANGGURAN TEMBUS 9,7 JUTA ORANG

              Menaker Ida Fauziyah saat melakukan kunjungan kerja dan menyaksikan langsung penerima
              Bantuan Subsidi Upah (BSU) di Grinting, Kecamatan Tulangan, Kabupaten Sidoarjo, Jumat (6/11)
              lalu.  [Gegeh  Bagus  Setiadi/bhirawa]  Sidoarjo,  Menteri  Ketenagakerjaan  Republik  Indonesia
              (Menaker RI) Ida Fauziyah menyebut angka pengangguran di Indonesia saat masa Pandemi
              Covid-19 melonjak ke angka 9,77 juta jiwa. Angka itu baru dirilis oleh Badan Pusat Statistik
              (BPS).

              Hal itu dipaparkan Menteri asal Mojokerto saat melakukan kunjungan kerja dan menyaksikan
              langsung penerima Bantuan Subsidi Upah (BSU) di Grinting, Kecamatan Tulangan, Kabupaten
              Sidoarjo, Jumat (6/11) lalu. "Bulan Februari 2020 sebenarnya angka pengangguran turun dari
              angka 7,50 juta ke 6,88 juta. Tapi karena ada Pandemi Covid-19, pengangguran kita jadi 9,77
              juta," ungkap Ida.

              Ida menambahkan, yang menganggur didominasi besar tingkat pendidikannya lebih baik, yaitu
              SMA dan SMK. Ketika dinamika ketenagakerjaan semakin kompetitif, maka harus berpikir seribu
              kali dan seribu langkah agar kompentisi tenaga kerja bisa bersaing. "Upah boleh naik terus, tapi
              yang penting bagaimana kompetensi tetap terjaga," paparnya.

              Ida Fauziyah menyebut, perusahaan akan senang menaikkan upah karyawan jika kompetensinya
              tinggi. "Rasanya  berat  kita  menuntut  kenaikan upah  terus-menerus  tanpa  diimbangi dengan
              kompetensi dan produktivitas. Saya kira ini kita harus fair, karena kompetensinya akan semakin
              tajam dan keras," terangnya.

              "Investasi memilih investasi ke negara lain. Kemungkinan orang berusaha di dalam juga tidak
              mungkin  tumbuh  karena  tidak  ada  iklim  berusaha  yang  sehat.  Yang  terjadi  adalah  beban
              pengangguran kita tidak bisa terselesaikan," sambung Ida.

              Ida melanjutkan, angkatan kerja baru tercatat 2,4 juta hingga 3 juta setiap tahun. "Jadi beban
              yang harus diberikan kesempatan bekerja, disiapkan pasar kerjanya sekitar 11 juta hingga 12
              juta lapangan pekerjaan setiap tahunnya. Kalau ini tidak ada lapangan pekerjaan, maka yang
              berdampak bukan bonus tapi malah abot (berat). Karena kita tidak mampu menyiapkan pasar
              kerja yang menyerap tenaga kerja kita. Ini bukan pekerjaan mudah," pungkasnya. (geh.ach).

































                                                           81
   77   78   79   80   81   82   83   84   85   86   87