Page 22 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 1 FEBRUARI 2021
P. 22

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di Jakarta, kemarin, mengatakan
              pemerintah membuka dan memberi ruang kepada masyarakat untuk menyampaikan masukan
              dan aspirasi dalam penyusunan aturan pelaksana tersebut.

              ''Pemerintah sejak awal telah membuka dan menyediakan empat kanal utama bagi masyarakat
              luas  untuk  memberikan  masukan  dan  menyampaikan  aspirasi,"  katanya  melalui  keterangan
              tertulisnya, kemarin.

              Keempat kanal itu yakni melalui portal dan posko UU Cipta Kerja, Tim Serap Aspirasi (TSA).
              Acara  Serap  Aspirasi,  dan  melalui  surat  resmi  ke  Kemenko  Perekonomian  dan
              kementerian/lembaga terkait.

              Hingga 25 Januari 2021, pemerintah telah menerima aspirasi masyarakat melalui portal UU Cipta
              Kerja dan Posko Cipta Kerja sebanyak 112 masukan melalui web-form, 48 melalui e-mail, dan
              jumlah akses ke portal sebanyak 4,88 juta pengakses.

              Di  kesempatan  berbeda,  asosiasi  buruh  yang  tergabung  dalam  Konfederasi  Serikat  Pekerja
              Seluruh  Indonesia  (KSPI)  dan  Konfederasi  Serikat  Pekerja  Seluruh  Indonesia  (KSPSI)  AGN
              menyoroti RPP soal Ketenagakerjaan.

              Presiden  KSPI  Said  Iqbal  mengatakan  RPP  tersebut  masih  memuat  aturan  yang  justru
              bertentangan dengan UU Cipta Kerja, misalnya aturan tentang pesangon.

              "RPP yang disiapkan Menaker (Menteri Ketenagakerjaan) justru melanggar sendiri norma hukum
              yang ada di dalam UU Cipta Kerja, karena mengatur pemberian pesangon yang lebih rendah,"
              tuding Iqbal dalam keterangannya, Sabtu (30/1).

              Begitu juga dengan aturan mengenai perjanjian kerja waktu tertentu, alih daya, waktu kerja dan
              waktu istirahat. serta PHK yang dapat merugikan buruh.
              KSPI, sebutnya, meminta kepada pemerintah, khususnya Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah,
              untuk menghentikan pembahasan RPP tersebut. (Try/Ins/E-2)



































                                                           21
   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27