Page 29 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 1 FEBRUARI 2021
P. 29

ATURAN TURUNAN SEGERA RAMPUNG

              Pemerintah segera menyelesaikan aturan turunan Undang-Undang 11/2020 tentang Cipta Kerja
              setelah melakukan pembahasan dengan para pemangku kepentingan yang terlibat. Pemerintah
              menjamin aspirasi dan masukan terkait isi dari seluruh elemen menjadi bagian dari regulasi.

              Menteri  Koordinator  Bidang  Perekonomian  Airlangga  Hartarto  mengatakan  ada  empat  kanal
              untuk menyampaikan aspirasi dan masukan. Semuanya adalah portal dan posko UU Cipta Kerja,
              tim serap aspirasi (TSA), acara serap aspirasi, dan surat resmi ke kementerian atau lembaga
              terkait.

              Hingga Senin (25/1) tercatat 112 masukan melalui formulir situs, 48 surat elektronik, dan akses
              ke portal sebanyak 4,88 juta pengakses. Dari acara serap aspirasi yang dilakukan di 15 daerah
              seluruh Indonesia, ada 38 berkas masukan.

              Kemuian masukan melalui TSA yang menampung, membahas, dan memberikan rekomendasi
              sebanyak 227 berkas masukan. Melalui suratresmi ke kementerian atau lembaga terkait, ada 72
              berkas

              "Semua aspirasi dan masukan tersebut telah ditindaklanjuti oleh kementerian dan lembaga yang
              bertanggung jawab di sektor teknis bersama dengan Tim Teknis di Kemenko Perekonomian,
              serta dari Kemenkumham, Setneg, dan Setkab, dalam proses harmonisasinya," katanya, Minggu
              (31/1).

              Airlangga menjelaskan aturan turunan terdiri atas 49 rancangan peraturan pemerintah (RPP)
              dan 5 rancangan peraturan presiden (Raperpres). Sebanyak 2 RPP sudah diundangkan, yakni PP
              73/2020 tentang Lembaga Pengelola Investasi dan PP 74/2020 tentang Modal Awal Lembaga
              Pengelola Investasi.

              Aturan turunan ini, tutur Airlangga, makin mengukuhkan tujuan utama pembuatan UU Cipta
              Kerja, yakni mendorong terciptanya layanan pemerintahan yang lebih efisien, mudah, dan pasti,
              dengan penerapan norma, standar, prosedur dan kriteria (NSPK).

              "Selain  itu,  UU  Cipta  Kerja  ini  juga  mendorong  ketersediaan  lapangan  kerja,  kemudahan
              perizinan  berusaha,  hingga  mendorong  masyarakat  membuka  usaha  baru,  penguatan  dan
              pemberdayaan  UKM,  serta  upaya  pencegahan  dan  pemberantasan  korupsi  melalui  sistem
              elektronik yang terintegrasi," jelasnya.

              Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengatakan aliansi buruh tidak
              pemah  terlibat  dan  tidak  akan  terlibat  dalam  pembahasan  Rancangan  Peraturan  Pemerintah
              (RPP) terkait UU 11/2020 tentang Cipta Kerja.

              "Tidak mungkin buruh yang menolak UU Cipta Kerja kemudian secara bersamaan juga terlibat
              di dalam pembahasan RPP," katanya melalui pesan instan kepada wartawan, Sabtu (30/1)

              Said menjelaskan hal lain yang melatari serikat buruh tidak mau terlibat dalam pembahasan RPP
              adalah aliansi aliansi buruh sedang melakukan uji materi ke Mahkamah Konstitusi (MK) terkait
              UU Cipta Kerja, khususnya klaster ketenakerjaan. (Jaffry Prabu Prakoso)












                                                           28
   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34