Page 27 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 11 NOVEMBER 2020
P. 27

"Masih tarik-ulur," kata Kepala Dinas Tenaga Kerja (Kadisnaker) Surabaya Achmad Zaini kemarin.

              Rapat berlangsung di Aula Disnaker Surabaya mulai pukul 13.00 hingga 16.00. Pertemuan yang
              dihadiri  sekitar  20  anggota  dewan  pengupahan  itu  berakhir  deadlock.  Artinya,  belum  ada
              kesepakatan  terkait  nominal  IJMK  2021  yang  akan  diusulkan  ke  Wali  Kota  Surabaya  Tri
              Rismaharini. "Di semua daerah ya begini ini. Pasti tidak satu pendapat (nominal UMK, Red)," ujar
              Zaini.

              Pihaknya bisa memaklumi kondisi tersebut. Sebab, dewan pengupahan dari unsur serikat pekerja
              dan pengusaha punya pendapat sendiri-sendiri. Unsur buruh menuntut UMK naik, sedangkan
              pelaku usaha yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) meminta UMK 2021
              setara dengan UMK tahun berjalan. "Mungkin dua alternatif itu yang akan kami sampaikan ke
              Bu Wali untuk diteruskan ke gubernur. Kalau angka, kan belum muncul," kata Zaini.

              Dia menjelaskan, UMK usulan dewan pengupahan akan dikirim ke wali kota paling lambat Jumat
              depan (13/11). Setelah itu, wali kota menyampaikan usulan tersebut ke Gubernur Khofifah Indar
              Parawansa untuk ditetapkan. "Sekali lagi, nominalnya belum muncul sampai sekarang," tegas
              Zaini.

              Terpisah,  anggota  dewan  pengupahan  Kota  Surabaya  M.  Solikin  menyampaikan,  pihaknya
              menuntut  agar  UMK  tahun  depan  tetap  naik.  Ada  dua  mekanisme  kenaikan  yang  diusulkan
              buruh.

              Pertama, persentase kenaikannya setara dengan upah minimum provinsi (UMP) Jatim Yaitu, 5,65
              persen. Artinya, kenaikan UMK sekitar Rp 237 ribu.

              Usulan kedua, kenaikan disetarakan dengan bantuan langsung tunai yang diberikan ke pekerja
              dengan gaji di bawah Rp 5 juta. Yaitu, Rp 600 ribu. "Itu usulan kami dari dewan pengupahan
              unsur serikat pekerja," jelas Solikin.

              Dia sadar bahwa usulan tersebut ditentang dewan pengupahan yang lain dari unsur Apindo. Para
              pengusaha meminta UMK tahun depan tidak naik. Mekanismenya merujuk pada Surat Edaran
              (SE)  Menteri  Ketenagakerjaan  Nomor  11/  HK04/X/2020  tentang  Penetapan  Upah  Minimum
              Tahun  2021  pada  Masa  Pandemi  Covid-19.  Dalam  SE  itu,  gubernur  diimbau  menetapkan
              UMP2021  setara  dengan  UMP  tahun  berjalan.  Menurut  dia,  sah-sah  saja  kalau  pengusaha
              meminta UMK tidak naik. "Itu lumrah karena pengusaha selalu minta UMK tidak naik. Tiap tahun
              seperti  itu  kok,"  tandas  sekretaris  DPC  Serikat  Pekerja  Seluruh  Indonesia  (SPSI)  Surabaya
              tersebut. (mar/c7/git)

              caption:

              BELUM SATU SUARA: Rapat dewan pengupahan di aula Disnaker Surabaya kemarin (10/11) tidak
              menghasilkan kesepakatan terkait nominal UMK Surabaya 2021.



















                                                           26
   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32