Page 48 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 11 NOVEMBER 2020
P. 48

KERJA  SAMA  ini  realisasi  dari  lanjutan  dari  Memorandum  of  Understanding  (MoU),  yang
              ditandatangani Kepala BP2MI Benny Rhamdani dan Menteri BUMN Erick Thohir, pada Agustus
              lalu. Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) BP2MI dengan Damri di teken Benny dan
              Direktur Utama Perum Damri Setia N Milatia Moemin di Aula Serbaguna BP2MI, kemarin.

              Ikut menyaksikan penandatanganan PKS antara lain perwakilan dari Kementerian Badan Usaha
              Milik  Negara  (BUMN),  Kementerian  Ketenagakerjaan,  Kementerian  Sosial,  Kementerian  Luar
              Negeri, Kementerian Perhubungan, Bareskrim Polri, dan Ketua Lembaga Perlindungan Saksi dan
              Korban (LPSK).

              Kepala BP2MI Benny Rhamdani menjelaskan, dengan kerja sama ini. para PMI akan dilayani
              antar jemput ke bandara hingga kembali ke kampung halamannya. Menurutnya, layanan yang
              akan diberikan kepada PMI setara dengan fasilitas VVIP.

              "Malu rasanya, kalau mereka pahlawan devisa tapi justru telantar ketika pulang atau menuju
              negara tujuan. Negara harus hadir, begitu pula dengan kami dan BUMN transportasi ini," ucap
              Benny dalam acara penan-datangan PKS dengan Damri di Jakarta, kemarin.

              Benny menilai, selama ini negara belum benar-benar hadir di tengah PMI. Di kepemimpinannya,
              dia ingin paradigma tersebut hilang dengan memberikan langkah nyata.

              "Layanan antar jemput ini, semuanya dibiayai oleh negara," ungkapnya.

              Layanan  ini  diberikan,  lanjut  Benny.  sebagai  bentuk  penghormatan  terhadap  PMI.  Mereka
              memberikan kontribusi besar terhadap negara. Nilainya mencapai Rp 159,7 triliun, hampir setara
              dengan sumbangan minyak dan gas ke perekonomian bangsa. Nilai itu disumbang dari 3,7 juta
              PMI yang tersebar di 150 negara.

              Namun demikian, lanjut Benny, saat ini negara masih dihadapkan pada masalah 5,3 juta PMI
              ilegal. Mereka antara lain korban sindikat penyalur kerja di negara penempatan yang tak tercatat
              oleh negara.

              Dia  menuturkan,  seiring  dengan  mulai  dilakukan  pembukaan  secara  terbatas  negara-negara
              penempatan, PMI dapat menjadi bagian dari solusi mengatasi pengangguran di dalam negeri.

              Sementara, Direktur Utama Perum Damri, Setia N Milatia Moemin menerangkan, ruang lingkup
              kerja  sama  dengan  BP2-MI  meliputi,  fasilitas  transportasi  untuk  PMI  yang  bermasalah  dari
              embarkasi ke bandara, debarkasi ke daerah asal, debarkasi ke shelter Unit Pelayanan Teknis
              (UPT) BP2MI. Dan. satu tempat ke tempat lain yang ditentukan sesuai kesepakatan.

              Setia memastikan, kerja sama ini akan terus berlangsung ke depannya. Bahkan bukan hanya
              dari sisi armada, namun juga kelengkapan data teknologi informasi (TI). Menurutnya, seluruh
              armada  bus  Damri  yang  digunakan  untuk  PMI,  sudah  didukung  sistem  TI  seperti  Global
              Positioning System (GPS) dan con-trol room. Sehingga, pihaknya bisa mengetahui keberadaan
              bus. "Bila PMI, misalnya, turun di jalan akan ketahuan, semua bisa dipantau." ujarnya.

              Ia berharap, kerja sama ini akan memberikan manfat besar bagi seluruh pekerja migran.

              Usai penandatanganan PKS, Kepala BP2MI dan Direktur Utama Perum Damri melepas secara
              simbolik  rombongan  30  PMI  bermasalah  dari  Malaysia,  untuk  kembali  ke  daerah  asal
              menggunakan bus Damri. Selain itu, mereka meluncurkan branding terbaru bus Damri untuk
              mendukung  peringatan Hari  Pekerja  Migran  Internasional,  yang  diselenggarakan  oleh  BP2MI
              pada 18 Desember 2020 mendatang. dwi




                                                           47
   43   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53