Page 185 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 29 APRIL 2021
P. 185

Insentif  THR  diberikan  kepada  karyawan  yang  bekerja  dengan  masa  kerja  minimal  sebulan.
              Pertanyaannya,  bagaimana  dengan  karyawan  magang?  Apakah  mereka  juga  berhak
              mendapatkan THR?

              Dikutip  dari  akun  Instagram  Kementerian  Tenaga  Kerja  @kemnaker,  Rabu  28  April  2021,
              Kemnaker menyebut THR keagamaan diberikan kepada para pekerja atau buruh yang punya
              hubungan kerja dengan pengusaha. Hubungan kerja ini berdasarkan PKWTT atau perjanjian
              kerja waktu tertentu.

              “ Sehingga magang tidak mendapatkan THR keagamaan,” tulis admin Kemnaker.

              Alasan Magang Tak Dapat THR

              Hal ini disebabkan pegawai magang terikat hubungan atas dasar perjanjian permagangan, bukan
              perjanjian kerja. Dasar aturan ini adalah pasal 2 ayat 2 Permenaker No. 6 Tahun 2016 tentang
              THR Keagamaan bagi Pekerja/Buruh di Perusahaan.

              “ THR Keagamaan sebagaimana dimaksud pada ayat(1) diberikan kepada Pekerja/Buruh yang
              mempunyai  hubungan  kerja  dengan  Pengusaha  berdasarkan  perjanjian  kerja  waktu  tidak
              tertentu atau perjanjian kerja waktu tertentu,” bunyi pasal 2 ayat 2 Permanaker No. 6 Tahun
              2016.

              Ketentuan berbeda diberlakukan untuk pegawai kontrak dan outsourcing.

              Karyawan Kontrak dan Outsourcing Tetap Berhak Terima THR

              Pekerja  dengan  status  outsourcing  (alih  daya),  kontrak,  ataupun  pekerja  tetap  (PKWT  dan
              PKWTT) berhak menerima Tunjangan Hari Raya (THR) Keagamaan. Sesuai aturan, pengusaha
              wajib memberi THR Keagamaan secara penuh kepada pekerja pada H-7 Lebaran.

              " THR Keagamaan wajib diberikan dalam bentuk uang rupiah dan paling lambat 7 hari sebelum
              hari raya keagamaan," kata Dirjen Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga
              Kerja (PHI dan Jamsos ) Kemnaker, Indah Anggoro Putri, dikutip dari Liputan6.com, Senin 26
              April 2021.

              Menurut Putri, ada tiga jenis pekerja atau buruh yang berhak memperoleh THR Keagamaan.
              Pertama,  pekerja  berdasarkan  Perjanjian  Kerja  Waktu  Tertentu  atau  Perjanjian  Kerja  Waktu
              Tidak Tertentu yang memiliki masa kerja 1 bulan secara menerus atau lebih.

              Ke dua, pekerja berdasarkan PKWTT yang mengalami PHK oleh pengusaha terhitung sejak H-30
              hari sebelum hari raya keagamaan. Ke tiga, pekerja yang dipindahkan ke perusahaan lain dengan
              masa kerja berlanjut, apabila dari perusahaan lama belum mendapatkan THR.

              " THR wajib dibayar penuh dan tepat waktu. Dalam pembayaran THR tidak ada perbedaan status
              kerja. Para pekerja outsourcing maupun pekerja kontrak, asalkan telah bekerja selama 1 bulan
              atau lebih dan masih memiliki hubungan kerja pada saat hari keagamaan berlangsung, maka
              berhak mendapatkan THR juga," ujar Dirjen Putri.

              Besaran THR berdasarkan peraturan adalah 1 bulan upah untuk pekerja yang mempunyai masa
              kerja 12 bulan secara terus-menerus atau lebih. Sedangkan pekerja yang masa kerjanya 1 bulan
              secara terus-menerus sampai dengan kurang dari 12 bulan, berhak mendapat THR yang dihitung
              secara proporsional sesuai masa kerjanya.

              Penghitungan upah sebulan yakni upah tanpa tunjangan yang merupakan upah bersih (clean
              wages); atau upah pokok termasuk tunjangan tetap. Dalam hal upah terdiri dari upah pokok dan
              tunjangan tidak tetap maka perhitungan THR dihitung berdasarkan upah pokok.


                                                           184
   180   181   182   183   184   185   186   187   188   189   190