Page 403 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 29 APRIL 2021
P. 403
Menurut Said Iqbal, ada dua isu utama yang akan diusung dalam May Day tahun ini.
"Isu pertama adalah batalkan UU Cipta Kerja, sedangkan yang kedua adalah berlakukan UMSK
tahun 2021," katanya.
Saat ini, KSPI sedang melakukan uji formil dan uji materiil terhadap Omnibus Law UU Cipta Kerja.
Berkaitan dengan itu, kaum buruh meminta kepada Mahkamah Konstitusi untuk mendengarkan
apa yang disampaikan kaum buruh dalam May Day .
Menurutnya, penolakan kaum buruh terhadap Omnibus Law bukan tanpa alasan.
"Bagi kami, UU Cipta Kerja menghilangkan kepastian kerja (job security), kepastian pendapatan
(income security), dan jaminan sosial (social security," kata Said Iqbal .
Ia mengungkapkan, tidak adanya kepastian kerja tercermin dari dibebaskannya penggunaan
outsourcing untuk semua jenis pekerjaan. Sehingga seluruh buruh yang dipekerjakan oleh
pengusaha bisa saja adalah buruh outsourcing .
Begitu pun dengan buruh kontrak, katanya, yang saat ini tidak ada lagi batasan periode kontrak,
sehingga buruh bisa dikontrak berulang-ulang hingga puluhan kali.
Sementara tidak adanya kepastian pendapatan terlihat dari dihilangkannya upah minimum
sektoral.
Terkait adanya klausa bahwa upah minimum kabupaten/kota dapat ditetapkan, katanya, kata
"dapat" di sini artinya, UMK bisa ditetapkan dan bisa juga tidak. Jika tidak ditetapkan, maka akan
terjadi penurunan daya beli buruh yang signifikan.
Begitu pun dengan tidak adanya jaminan sosial. Keberadaan Jaminan Kehilangan Pekerjaan
(JKP), dinilai belum mampu memberikan proteksi kepada buruh yang kehilangan pekerjaan.
Selain buruh kontrak dan outsourcing akan sulit mengakses JKP, dana JKP pun diambil dari dana
JKK dan JKM sehingga ke depan dikhawatirkan akan terjadi gagal bayar.
Said Iqbal mengaku sudah bertemu dan berkoordinasi dengan gerakan mahasiswa seperti BEM
SI, KAMMI, dan beberapa BEM di kampus besar terkait dengan aksi May Day .
Saat May Day nanti, katanya, mahasiswa dan buruh akan bersatu dan turun jalan bersama untuk
menyuarakan penolakan terhadap Omnibus Law .
"Karena masalah Omnibus Law bukan hanya masalah kami yang saat ini sedang bekerja, tetapi
juga generasi muda yang nanti akan memasuki pasar kerja," ujarnya. (Tribun Network/Reynas
Abdila/sam).
402