Page 146 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 8 SEPTEMBER 2020
P. 146

yang menyelesaikan pelatihan. Jumlah peserta yang rampung mengikuti pelatihan ini terbilang
              rendah  mengingat  jumlah  peserta  yang  terjaring  program  ini  sampai  gelombang  VI  telah
              mencapai 3.080.880 orang.

              Kondisi ini kontras dengan realisasi program Subsidi Upah Pekerja (SUP) yang menyasar para
              karyawan swasta dan tenaga honorer dengan gaji di bawah Rp5 juta per bulan. Kementerian
              Ketenagakerjaan mencatat penyaluran bantuan dengan nominal yang sama dengan bantuan
              Kartu Prakerja ini telah menyasar 2,31 juta orang per 4 September sejak resmi diluncurkan pada
              27 Agustus 2020.

              Ekonom  Center  of  Reform  on  Economics  (CORE)  Mohammad  Faisal  menilai  percepatan
              penyaluran bantuan Kartu Prakerja seharusnya menjadi prioritas pemerintah karena menyasar
              kelompok masyarakat yang terdampak langsung pandemi Covid-19. Program perlindungan sosial
              itu memang didesain untuk mengungkit daya beli masyarakat yang kehilangan pekerjaan akibat
              wabah.

              "Kalau tujuannya untuk mendorong konsumsi seharusnya penyaluran Kartu Prakerja menjadi
              prioritas  karena  bisa  saja  para  korban  PHK  ini  adalah  kelompok  menengah  yang  tingkat
              konsumsinya jatuh karena kehilangan pemasukan. Seharusnya lebih cepat," tutur Faisal kepada
              , Senin (7/9/2020).

              Faisal pun berpendapat bantuan bagi korban PHK lebih menjawab persoalan penurunan daya
              beli  selama pandemi dibandingkan dengan  subsidi  gaji.  Dia  mengatakan  kedalaman dampak
              pandemi bagi penerima subsidi gaji bisa bervariasi karena secara teknis masih bekerja.

              Penurunan  daya  beli  di  kalangan  ekonomi  menengah  disebut  Faisal  telah  terlihat  dari
              pertumbuhan dana pihak ketiga di rekening dengan nominal di bawah Rp100 juta yang melambat
              berdasarkan laporan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

              "Sebagian besar nilai di rekening perbankan itu di bawah Rp100 juta, 98 persen dari total pemilik
              rekening. Pertumbuhan simpanannya menurun sejak Mei. Sementara di atas Rp100 juta masih
              naik. Ini menjadi indikasi kelompok menengah telah terdampak," ujarnya.

              Ekonom  Institute  for  Development  of  Economics  and  Finance  (INDEF)  Abra  Talattov,
              mengatakan,  pemerintah  perlu  mengidentifikasi  penyebab  rendahnya  jumlah  peserta  yang
              menyelesaikan pelatihan sehingga berdampak pada rendahnya penyaluran.

              "Dari 3 juta peserta baru sekitar 28 persen yang menyelesaikan pelatihan. Pemerintah perlu
              mencari tahu apa penyebabnya. Apa kendala yang mereka hadapi? Dugaan saya karena mereka
              harus menyiapkan alokasi kuota internet, padahal situasi sedang susah buat kebutuhan sehari-
              sehari. Sedangkan mereka baru mendapat insentif setelah pelatihan," ujar Abra..






















                                                           145
   141   142   143   144   145   146   147   148   149   150   151